Al-Qur'an Surat At-Taubah 1-129 (Bacaan Lengkap, Arab Latin, Terjemahan dan Audio)
0LIKE
3LOVE
1WOW

Tap Zoom Image

Download Image

DETAIL


 

1





بَرَاۤءَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖٓ اِلَى الَّذِيْنَ
عَاهَدْتُّمْ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَۗ





Barā'atum minallāhi wa
rasūlihī ilal-lażīna ‘āhattum minal-musyrikīn(a).



(Inilah
pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad) kepada
orang-orang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka (untuk
tidak saling berperang).





2





فَسِيْحُوْا فِى الْاَرْضِ اَرْبَعَةَ اَشْهُرٍ وَّاعْلَمُوْٓا
اَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللّٰهِ ۙوَاَنَّ اللّٰهَ مُخْزِى الْكٰفِرِيْنَ





Fasīū fil-ari arba‘ata asyhuriw wa‘lamū annakum gairu mu‘jizillāh(i),
wa anallāha mukhzil-kāfirīn(a).



Berjalanlah kamu (kaum
musyrik) di bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa kamu tidak dapat
melemahkan Allah. Sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir.





3





وَاَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖٓ اِلَى النَّاسِ يَوْمَ
الْحَجِّ الْاَكْبَرِ اَنَّ اللّٰهَ بَرِيْۤءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ەۙ
وَرَسُوْلُهٗ ۗفَاِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ
فَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللّٰهِ ۗوَبَشِّرِ الَّذِيْنَ
كَفَرُوْا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ





Wa ażānum minallāhi wa
rasūlihī ilan-nāsi yaumal-
ajjil akbari annallāha barī'um minal-musyrikīn(a),
wa rasūluh(ū), fa in tubtum fa huwa khairul lakum, wa in tawallaitum fa‘lamū
annakum gairu mu‘jizillāh(i), wa basysyiril-lażīna kafarū bi‘ażābin alīm(in).



Suatu maklumat dari
Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar
319) bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari
orang-orang musyrik. Jika kamu (kaum musyrik) bertobat, itu lebih baik bagimu;
dan jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah.
Berilah kabar ‘gembira’ (Nabi Muhammad) kepada orang-orang yang kufur (bahwa
mereka akan mendapat) azab yang pedih.



Catatan
Kaki



319) Para mufasir berbeda pendapat tentang
pengertian haji akbar pada ayat ini. Ada yang mengatakannya hari nahar, ada
yang mengatakannya hari Arafah. Yang dimaksud dengan haji akbar di sini adalah
haji yang terjadi pada tahun ke-9 Hijriah.





4





اِلَّا الَّذِيْنَ عَاهَدْتُّمْ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ثُمَّ لَمْ
يَنْقُصُوْكُمْ شَيْـًٔا وَّلَمْ يُظَاهِرُوْا عَلَيْكُمْ اَحَدًا فَاَتِمُّوْٓا
اِلَيْهِمْ عَهْدَهُمْ اِلٰى مُدَّتِهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ





Illal-lażīna ‘āhattum
minal-musyrikīna
umma lam yanquūkum syai'aw wa lam yuāhirū ‘alaikum aadan fa atimmū ilaihim ‘ahdahum ilā
muddatihim, innallāha yu
ibbul-muttaqīn(a).



(Ketetapan
itu berlaku,) kecuali atas orang-orang musyrik yang telah mengadakan perjanjian
dengan kamu dan mereka sedikit pun tidak mengurangi (isi perjanjian) dan tidak
(pula) mereka membantu seseorang pun yang memusuhi kamu. Maka, terhadap mereka
itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertakwa.





5





فَاِذَا انْسَلَخَ الْاَشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُوا
الْمُشْرِكِيْنَ حَيْثُ وَجَدْتُّمُوْهُمْ وَخُذُوْهُمْ وَاحْصُرُوْهُمْ
وَاقْعُدُوْا لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍۚ فَاِنْ تَابُوْا وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ
وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ فَخَلُّوْا سَبِيْلَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ





Fa
iżansalakhal-asyhurul-
urumu faqtulul-musyrikīna aiu wajattumūhum wa khużūhum waḥṣurūhum waq‘udū lahum kulla marad(in), fa in tābū wa
aqāmu
-alāta wa ātawuz-zakāta
fa khallū sabīlahum, innallāha gafūrur ra
īm(un).



Apabila bulan-bulan
haram telah berlalu,
320) bunuhlah (dalam peperangan) orang-orang
musyrik (yang selama ini menganiaya kamu) di mana saja kamu temui! Tangkaplah
dan kepunglah mereka serta awasilah di setiap tempat pengintaian! Jika mereka
bertobat dan melaksanakan salat serta menunaikan zakat, berilah mereka
kebebasan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.



Catatan
Kaki



320) Yang dimaksud dengan bulan haram di sini
adalah masa empat bulan yang menjadi tenggat bagi kaum musyrik pada waktu itu,
yaitu mulai 10 Zulhijah (hari turunnya ayat ini) sampai dengan 10 Rabiulakhir.





6





وَاِنْ اَحَدٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ اسْتَجَارَكَ فَاَجِرْهُ
حَتّٰى يَسْمَعَ كَلٰمَ اللّٰهِ ثُمَّ اَبْلِغْهُ مَأْمَنَهٗ ۗذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ
قَوْمٌ لَّا يَعْلَمُوْنَ ࣖ





Wa in aadum minal-musyrikīnastajāraka fa ajirhu attā yasma‘a kalāmallāhi umma ablighu ma'manah(ū),
żālika bi'annahum qaumul lā ya‘lamūn(a).



Jika seseorang di
antara orang-orang musyrik ada yang meminta pelindungan kepada engkau (Nabi
Muhammad), lindungilah dia supaya dapat mendengar firman Allah kemudian
antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. (Demikian) itu karena sesungguhnya
mereka adalah kaum yang tidak mengetahui.





7





كَيْفَ يَكُوْنُ لِلْمُشْرِكِيْنَ عَهْدٌ عِنْدَ اللّٰهِ وَعِنْدَ
رَسُوْلِهٖٓ اِلَّا الَّذِيْنَ عَاهَدْتُّمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۚ فَمَا
اسْتَقَامُوْا لَكُمْ فَاسْتَقِيْمُوْا لَهُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ
الْمُتَّقِيْنَ





Kaifa yakūnu
lil-musyrikīna ‘ahdun ‘indallāhi wa ‘inda rasūlihī illal-lażīna ‘āhattum
‘indal-masjidil-
arām(i), famastaqāmū lakum fastaqīmū lahum,
innallāha yu
ibbul-muttaqīn(a).



Bagaimana mungkin ada
perjanjian (damai) untuk orang-orang musyrik di sisi Allah dan Rasul-Nya,
kecuali untuk orang-orang yang kamu telah membuat perjanjian (Hudaibiah) dengan
mereka di dekat Masjidilharam? Selama mereka berlaku lurus terhadapmu, berlaku
luruslah pula kamu terhadap mereka. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang bertakwa.





8





كَيْفَ وَاِنْ يَّظْهَرُوْا عَلَيْكُمْ لَا يَرْقُبُوْا فِيْكُمْ
اِلًّا وَّلَا ذِمَّةً ۗيُرْضُوْنَكُمْ بِاَفْوَاهِهِمْ وَتَأْبٰى قُلُوْبُهُمْۚ
وَاَكْثَرُهُمْ فٰسِقُوْنَۚ





Kaifa wa iy yaharū ‘alaikum lā yarqubū fīkum illaw wa lā żimmah(tan), yurūnakum bi'afwāhihim wa ta'bā qulūbuhum, wa akaruhum fāsiqūn(a).



Bagaimana (mungkin ada
perjanjian demikian,) padahal jika mereka memperoleh kemenangan atas kamu,
mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak pula
(mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan kamu dengan mulut mereka,
sedangkan hati mereka enggan. Kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.





9





اِشْتَرَوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ثَمَنًا قَلِيْلًا فَصَدُّوْا عَنْ
سَبِيْلِهٖۗ اِنَّهُمْ سَاۤءَ مَاكَانُوْا يَعْمَلُوْنَ





Isytarau bi'āyātillāhi
aman qalīlan fa addū ‘an sabīlih(ī),
innahum sā'a mā kānū ya‘malūn(a).



Mereka menukarkan
ayat-ayat Allah dengan harga yang murah lalu mereka menghalangi (manusia) dari
jalan-Nya. Sesungguhnya sangat buruk apa yang selalu mereka kerjakan.





10





لَا يَرْقُبُوْنَ فِيْ مُؤْمِنٍ اِلًّا وَّلَا ذِمَّةً
ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُعْتَدُوْنَ





Lā yarqubūna fī
mu'minin illaw wa lā żimmah(tan),ulā'ika humul-mu‘tadūn(a)



Mereka tidak memelihara
(hubungan) kekerabatan dengan orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan)
perjanjian. Mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.





11





فَاِنْ تَابُوْا وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ
فَاِخْوَانُكُمْ فِى الدِّيْنِ ۗوَنُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ





Fa in tābū wa aqāmu-alāta wa ātawuz-zakāta fa ikhwānukum fid-dīn(i),
wa nufa
ṣṣīlul-āyāti liqaumiy ya‘lamūn(a).



Jika mereka bertobat,
menegakkan salat, dan menunaikan zakat, mereka adalah saudara-saudaramu
seagama. Kami menjelaskan secara terperinci ayat-ayat itu bagi kaum yang
mengetahui.





12





وَاِنْ نَّكَثُوْٓا اَيْمَانَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ عَهْدِهِمْ
وَطَعَنُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ فَقَاتِلُوْٓا اَىِٕمَّةَ الْكُفْرِۙ اِنَّهُمْ لَآ
اَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنْتَهُوْنَ





Wa in nakaū aimānahum mim ba‘di ‘ahdihim wa a‘anū fī dīnikum fa qātilū
a'immatal-kufr(i), innahum lā aimāna lahum la‘allahum yantahūn(a).



Jika mereka melanggar
sumpah sesudah perjanjian mereka dan menistakan agamamu, perangilah para
pemimpin kekufuran itu karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak
dapat dipegang sumpahnya supaya mereka berhenti (dari kekufuran dan
penganiayaan).





13





اَلَا تُقَاتِلُوْنَ قَوْمًا نَّكَثُوْٓا اَيْمَانَهُمْ وَهَمُّوْا
بِاِخْرَاجِ الرَّسُوْلِ وَهُمْ بَدَءُوْكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍۗ اَتَخْشَوْنَهُمْ
ۚفَاللّٰهُ اَحَقُّ اَنْ تَخْشَوْهُ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ





Alā tuqātilūna qauman
naka
ū aimānahum wa hammū bi'ikhrājir-rasūli wa hum
bada'ūkum awwala marrah(tin), atakhsyaunahum, fallāhu a
aqqu an takhsyauhu in kuntum mu'minīn(a).



Mengapa kamu tidak
(bersegera) memerangi kaum yang melanggar sumpah-sumpah (perjanjian-perjanjian)
mereka, padahal mereka (dahulu) berkemauan keras mengusir Rasul dan mereka yang
mulai memerangi kamu pertama kali? Apakah kamu takut kepada mereka? Allahlah
yang lebih berhak kamu takuti jika kamu benar-benar orang-orang mukmin.





14





قَاتِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَيْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ
وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَۙ





Qātilūhum
yu‘ażżibhumullāhu bi'aidīkum wa yukhzihim wa yan
urkum ‘alaihim wa
yasyfi
udūra qaumim mu'minīn(a).



Perangilah mereka!
Niscaya Allah akan mengazab mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu,
menghinakan mereka, dan memenangkan kamu atas mereka, serta melegakan hati kaum
mukmin





15





وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوْبِهِمْۗ وَيَتُوْبُ اللّٰهُ عَلٰى مَنْ
يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ





Wa yużhib gaia qulūbihim, wa yatūbullāhu ‘alā may yasyā'(u), wallāhu ‘alīmun akīm(un).



dan menghilangkan
kemarahan (dari) hati mereka (orang-orang mukmin). Allah menerima tobat siapa
yang Dia kehendaki. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.





16





اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تُتْرَكُوْا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ
الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلَا
رَسُوْلِهٖ وَلَا الْمُؤْمِنِيْنَ وَلِيْجَةً ۗوَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا
تَعْمَلُوْنَ ࣖ





Am asibtum an tutrakū wa lammā ya‘lamillāhul-lażīna jāhadū minkum
wa lam yattakhiżū min dūnillāhi wa lā rasūlihī wa lal-mu'minīna walījah(tan),
wallāhu khabīrum bimā ta‘malūn(a).



Apakah kamu mengira
bahwa kamu akan dibiarkan (tanpa diuji), padahal Allah belum mengetahui (dalam
kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak menjadikan selain
Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin sebagai teman setia. Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.





17





مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِيْنَ اَنْ يَّعْمُرُوْا مَسٰجِدَ اللّٰهِ
شٰهِدِيْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِۗ اُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْۚ
وَ فِى النَّارِ هُمْ خٰلِدُوْنَ





Mā kāna lil-musyrikīna
ay ya‘murū masājidallāhi syāhidīna ‘alā anfusihim bil-kufr(i), ulā'ika
abiat a‘māluhum, wa fin-nāri hum khālidūn(a).



Tidaklah pantas bagi
orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedangkan mereka
bersaksi bahwa diri mereka kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia amal mereka
dan di dalam nerakalah mereka kekal.





18





اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ
وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ
اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ





Innamā ya‘muru
masājidallāhi man āmana billāhi wal-yaumil-ākhiri wa aqāma
-alāta wa ātaz-zakāta wa lam yakhsya illallāh(a),
fa ‘asā ulā'ika ay yakūnū minal-muhtadīn(a).



Sesungguhnya yang
(pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada
Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut
(kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk
golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.





19





۞ اَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاۤجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ
الْحَرَامِ كَمَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَجَاهَدَ فِيْ
سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ لَا يَسْتَوٗنَ عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى
الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۘ





Aja‘altum siqāyatal-ājji wa ‘imāratal-masjidil-arāmi kaman āmana billāhi
wal-yaumil-ākhiri wa jāhada fī sabīlillāh(i), lā yastawūna ‘indallāh(i), wallāhu
lā yahdil-qauma
-ālimīn(a).



Apakah kamu jadikan
(orang yang melaksanakan tugas) pemberian minuman (kepada) orang yang
menunaikan haji dan mengurus Masjidilharam sama dengan orang yang beriman
kepada Allah dan hari Akhir serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di
hadapan Allah. Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim.





20





اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ
اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِ
ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ





Allażīna āmanū wa
hājarū wa jāhadū fī sabīlillāhi bi'amwālihim wa anfusihim, a‘
amu darajatan ‘indallāh(i), wa ulā'ika humul-fā'izūn(a).



Orang-orang yang
beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa
mereka lebih agung derajatnya di hadapan Allah. Mereka itulah orang-orang yang
beruntung.





21





يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِّنْهُ وَرِضْوَانٍ
وَّجَنّٰتٍ لَّهُمْ فِيْهَا نَعِيْمٌ مُّقِيْمٌۙ





Yubasysyiruhum
rabbuhum bira
matim minhu wa riwāniw wa jannātil lahum fīhā na‘īmum muqīm(un).



Tuhan mereka memberi
kabar gembira kepada mereka dengan rahmat dari-Nya, dan keridaan serta
surga-surga. Bagi mereka kesenangan yang kekal di dalamnya.





22





خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗاِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ
عَظِيْمٌ





Khālidīna fīhā
abadā(n), innallāha ‘indahū ajrun ‘a
īm(un).



Mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang sangat
besar.





23





يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْٓا اٰبَاۤءَكُمْ
وَاِخْوَانَكُمْ اَوْلِيَاۤءَ اِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْاِيْمَانِۗ
وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ





Yā ayyuhal-lażīna
āmanū lā tattakhiżū ābā'akum wa ikhwānakum auliyā'a inista
abbul-kufra ‘alal-īmān(i), wa may yatawallahum minkum fa ulā'ika
humu
-ālimūn(a).



Wahai orang-orang
beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapakmu dan saudara-saudaramu sebagai
pelindung
321) jika mereka lebih mencintai kekufuran atas
keimanan. Siapa pun di antara kamu yang menjadikan mereka pelindung, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim.



Catatan
Kaki



321) Lihat catatan kaki surah Āli ‘Imrān (3): 28.





24





قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ
وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ
تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ
اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ
اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ





Qul in kāna ābā'ukum
wa abnā'ukum wa ikhwānukum wa azwājukum wa ‘asyīratukum wa amwāluniqtaraftumūhā
wa tijāratun takhsyauna kasādahā wa masākinu tar
aunahā aabba ilaikum minallāhi wa rasūlihī wa jihādin fī sabīlihī fa
tarabba
ū attā ya'tiyallāhu
bi'amrih(ī), wallāhu lā yahdil-qaumal-fāsiqīn(a).



Katakanlah (Nabi
Muhammad), “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu,
pasangan-pasanganmu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, dan
perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, serta tempat tinggal yang kamu
sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan daripada berjihad di
jalan-Nya, tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Allah tidak
memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.





25





لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ فِيْ مَوَاطِنَ كَثِيْرَةٍۙ وَّيَوْمَ
حُنَيْنٍۙ اِذْ اَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْـًٔا
وَّضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُّدْبِرِيْنَۚ





Laqad naarakumullāhu fī mawāina kaīrah(tin), wa yauma unain(in), iż a‘jabatkum
ka
ratukum falam tugni ‘ankum syai'aw wa āqat ‘alaikumul-aru bimā raubat umma wallaitum mudbirīn(a).



Sungguh, Allah
benar-benar telah menolong kamu (orang-orang mukmin) di medan peperangan yang
banyak dan pada hari (perang) Hunain ketika banyaknya jumlahmu menakjubkanmu
(sehingga membuatmu lengah). Maka, jumlah kamu yang banyak itu tidak memberi
manfaat kepadamu sedikit pun dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu
kemudian kamu lari berbalik ke belakang (bercerai-berai).





26





ثُمَّ اَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَعَلَى
الْمُؤْمِنِيْنَ وَاَنْزَلَ جُنُوْدًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِيْنَ
كَفَرُوْاۗ وَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ





umma anzalallāhu sakīnatahū ‘alā rasūlihī wa
‘alal-mu'minīna wa anzala junūdal lam tarauhā wa ‘ażżabal-lażīna kafarū, wa
żālika jazā'ul-kāfirīn(a).



Kemudian, Allah
menurunkan ketenangan (dari)-Nya kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang
mukmin, serta menurunkan bala tentara yang kamu tidak melihatnya, juga menyiksa
orang-orang yang kafir. Itulah balasan terhadap orang-orang kafir.





27





ثُمَّ يَتُوْبُ اللّٰهُ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ عَلٰى مَنْ يَّشَاۤءُۗ
وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ





umma yatūbullāhu mim ba‘di żālika ‘alā may
yasyā'(u), wallāhu gafūrur ra
īm(un).



Setelah itu, Allah
menerima tobat orang yang Dia kehendaki. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.





28





يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْمُشْرِكُوْنَ
نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هٰذَا ۚوَاِنْ
خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيْكُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖٓ اِنْ شَاۤءَۗ
اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ





Yā ayyuhal-lażīna
āmanū innamal-musyrikūna najasun falā yaqrabul-masjidal-
arāma ba‘da ‘āmihim hāżā, wa in khiftum ‘ailatan fa saufa yugnīkumullāhu
min fa
lihī in syā'(a), innallāha ‘alīmun akīm(un).



Wahai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (kotor jiwanya). Oleh
karena itu, janganlah mereka mendekati Masjidilharam setelah tahun ini.
322) Jika kamu khawatir menjadi miskin (karena orang kafir
tidak datang), Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya
jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.



Catatan
Kaki



322) Setelah tahun 9 H. orang-orang musyrik tidak
diperbolehkan mengerjakan haji dan umrah, atau memasuki masjid dan daerah haram
menurut pendapat yang lain, baik untuk haji dan umrah maupun untuk keperluan
yang lain.





29





قَاتِلُوا الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَلَا
بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَلَا يُحَرِّمُوْنَ مَا حَرَّمَ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ
وَلَا يَدِيْنُوْنَ دِيْنَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ حَتّٰى
يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَّدٍ وَّهُمْ صٰغِرُوْنَ ࣖ





Qātilul-lażīna lā
yu'minūna billāhi wa lā bil-yaumil-ākhiri wa lā yu
arrimūna mā arramallāhu wa rasūluhū wa lā yadīnūna dīnal-aqqi minal-lażīna ūtul-kitāba attā yu‘ul-jizyata ‘ay yadiw wa hum āgirūn(a).



Perangilah orang-orang
yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak mengharamkan (menjauhi)
apa yang telah diharamkan (oleh) Allah dan Rasul-Nya, dan tidak mengikuti agama
yang hak (Islam), yaitu orang-orang yang telah diberikan Kitab (Yahudi dan Nasrani)
hingga mereka membayar jizyah
323) dengan patuh dan
mereka tunduk.
324)



Catatan
Kaki



323) Jizyah adalah imbalan atau balasan atas rasa
aman dan fasilitas yang diperoleh penganut agama Yahudi, Nasrani, dan lainnya
yang hidup di negara Islam.

324)
Ayat ini dan
ayat-ayat yang senada berlaku dalam situasi perang agama, bukan dalam situasi
damai.





30





وَقَالَتِ الْيَهُوْدُ عُزَيْرُ ِۨابْنُ اللّٰهِ وَقَالَتِ
النَّصٰرَى الْمَسِيْحُ ابْنُ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ قَوْلُهُمْ بِاَفْوَاهِهِمْۚ
يُضَاهِـُٔوْنَ قَوْلَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَبْلُ ۗقَاتَلَهُمُ اللّٰهُ ۚ
اَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ





Wa qālatil-yahūdu
‘uzairunibnullāhi wa qālatin-na
āral-masīubnullāh(i), żālika
qauluhum bi'afwāhihim, yu
āhi'ūna qaulal-lażīna kafarū min qabl(u), qātalahumullāh(u),
annā yu'fakūn(a).



Orang-orang Yahudi
berkata, “Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih putra
Allah.” Itulah ucapan mereka dengan mulut-mulut mereka. Mereka meniru ucapan
orang-orang yang kufur sebelumnya. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka
sampai berpaling?





31





اِتَّخَذُوْٓا اَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ اَرْبَابًا مِّنْ
دُوْنِ اللّٰهِ وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَۚ وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا
لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ عَمَّا
يُشْرِكُوْنَ





Ittakhażū abārahum wa ruhbānahum arbābam min dūnillāhi wal-masīabna maryam(a), wa mā umirū illā liya‘budū ilāhaw wāidā(n), lā ilāha illā huw(a), subānahū ‘ammā yusyrikūn(a).



Mereka menjadikan para
rabi (Yahudi) dan para rahib (Nasrani) sebagai tuhan-tuhan selain Allah
325) serta (Nasrani mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam.
Padahal, mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa;
tidak ada tuhan selain Dia. Maha Suci Dia dari apa yang mereka persekutukan.



Catatan
Kaki



325) Maksudnya, mereka mematuhi ajaran yang telah
ditetapkan oleh para rabi dan rahib, meskipun bertentangan dengan ajaran Allah
Swt.





32





يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْ
وَيَأْبَى اللّٰهُ اِلَّآ اَنْ يُّتِمَّ نُوْرَهٗ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ





Yurīdūna ay yufi'ū nūrallāhi bi'afwāhihim wa ya'ballāhu illā ay yutimma nūrahū
wa lau karihal-kāfirūn(a).



Mereka hendak
memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut-mulut (ucapan) mereka, tetapi
Allah menolaknya, justru hendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang
kafir itu tidak menyukai.





33





هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ
لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ





Huwal-lażī arsala
rasūlahū bil-hudā wa dīnil-
aqqi liyuhirahū ‘alad-dīni
kullih(ī), wa lau karihal-musyrikūn(a).



Dialah yang mengutus
Rasul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar agar Dia
mengunggulkannya atas semua agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.





34





۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ
الْاَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ
وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ
وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙفَبَشِّرْهُمْ
بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ





Yā ayyuhal-lażīna
āmanū inna ka
īram minal-abāri war-ruhbāni
laya'kulūna amwālan-nāsi bil-bā
ili wa yauddūna ‘an sabīlillāh(i),
wal-lażīna yaknizūnaż-żahaba wal-fi
ḍḍata wa lā yunfiqūnahā
fī sabīlillāh(i), fa basysyirhum bi‘ażābin alīm(in).



Wahai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya banyak dari para rabi dan rahib benar-benar memakan harta
manusia dengan batil serta memalingkan (manusia) dari jalan Allah. Orang-orang
yang menyimpan emas dan perak, tetapi tidak menginfakkannya di jalan Allah,
berikanlah kabar ‘gembira’ kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang
pedih





35





يَّوْمَ يُحْمٰى عَلَيْهَا فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوٰى بِهَا
جِبَاهُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْۗ هٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ
فَذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْنَ





Yauma yumā ‘alaihā fī nāri jahannama fa tukwā bihā jibāhuhum wa junūbuhum
wa
uhūruhum, hāżā mā kanaztum li'anfusikum fa żūqū
mā kuntum taknizūn(a).



pada hari ketika (emas
dan perak) itu dipanaskan dalam neraka Jahanam lalu disetrikakan (pada) dahi,
lambung, dan punggung mereka (seraya dikatakan), “Inilah apa (harta) yang
dahulu kamu simpan untuk dirimu sendiri (tidak diinfakkan). Maka, rasakanlah (akibat
dari) apa yang selama ini kamu simpan.”





36





اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا
فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ
حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً
ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ





Inna ‘iddatasy-syuhūri
‘indallāhi
nā ‘asyara syahran fī kitābillāhi yauma
khalaqas-samāwāti wal-ar
a minhā arba‘atun urum(un), żālikad-dīnul-qayyim(u), falā talimū fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatan kamā yuqātilūnakum
kāffah(tan), wa‘lamū annallāha ma‘al-muttaqīn(a).



Sesungguhnya bilangan
bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan,
326) (sebagaimana)
ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi,
di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka
janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang
musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah
bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.



Catatan
Kaki



326) Allah Swt. menetapkan periode orbit bumi
mengitari matahari selama setahun yang setara dengan dua belas bulan, yaitu dua
belas kali ketampakan bulan sabit akibat bulan mengitari bumi. Keteraturan
periode waktu inilah yang menjadi patokan untuk perhitungan waktu.





37





اِنَّمَا النَّسِيْۤءُ زِيَادَةٌ فِى الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُحِلُّوْنَهٗ عَامًا وَّيُحَرِّمُوْنَهٗ عَامًا
لِّيُوَاطِـُٔوْا عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللّٰهُ فَيُحِلُّوْا مَا حَرَّمَ اللّٰهُ
ۗزُيِّنَ لَهُمْ سُوْۤءُ اَعْمَالِهِمْۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ
الْكٰفِرِيْنَ ࣖ





Innaman-nasī'u
ziyādatun fil-kufri yu
allu bihil-lażīna kafarū yuillūnahū ‘āmaw wa yuarrimūnahū ‘āmal liyuwāi'ū ‘iddata mā arramallāhu fa yuillū mā arramallāh(u), zuyyina lahum sū'u a‘mālihim,
wallāhu lā yahdil-qaumal-kāfirīn(a).



Sesungguhnya
pengunduran (bulan haram) itu hanya menambah kekufuran. Orang-orang yang kufur
disesatkan dengan (pengunduran) itu, mereka menghalalkannya suatu tahun dan
mengharamkannya pada suatu tahun yang lain agar mereka dapat menyesuaikan
dengan bilangan yang diharamkan Allah, sehingga mereka menghalalkan apa yang
diharamkan Allah. (Oleh setan) telah dijadikan terasa indah bagi mereka
perbuatan-perbuatan buruk mereka itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum
yang kafir.





38





يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَا لَكُمْ اِذَا قِيْلَ لَكُمُ
انْفِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اثَّاقَلْتُمْ اِلَى الْاَرْضِۗ اَرَضِيْتُمْ
بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا مِنَ الْاٰخِرَةِۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا
فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا قَلِيْلٌ





Yā ayyuhal-lażīna
āmanū mā lakum iżā qīla lakumunfirū fī sabīlillāhi
-āqaltum ilal-ar(i), araītum bil-ayātid-dun-yā minal-ākhirah(ti), famā matā‘ul-ayātid-dun-yā fil-ākhirati illā qalīl(un).



Wahai orang-orang yang
beriman, mengapa ketika dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah (untuk berperang)
di jalan Allah,” kamu merasa berat dan cenderung pada (kehidupan) dunia? Apakah
kamu lebih menyenangi kehidupan dunia daripada akhirat? Padahal, kenikmatan
hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.





39





اِلَّا تَنْفِرُوْا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا اَلِيْمًاۙ
وَّيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوْهُ شَيْـًٔاۗ وَاللّٰهُ عَلٰى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ





Illā tanfirū
yu‘ażżibkum ‘ażāban alīmā(n), wa yastabdil qauman gairakum wa lā ta
urrūhu syai'ā(n), wallāhu ‘alā kulli syai'in qadīr(un).



Jika kamu tidak
berangkat (untuk berperang), niscaya Allah akan menghukum kamu dengan azab yang
pedih serta menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan
merugikan-Nya sedikit pun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.





40





اِلَّا تَنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذْ اَخْرَجَهُ
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَانِيَ اثْنَيْنِ اِذْ هُمَا فِى الْغَارِ اِذْ يَقُوْلُ
لِصَاحِبِهٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَاۚ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ
عَلَيْهِ وَاَيَّدَهٗ بِجُنُوْدٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيْنَ
كَفَرُوا السُّفْلٰىۗ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِيَ الْعُلْيَاۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ
حَكِيْمٌ





Illā tanurūhu faqad naarahullāhu iż akhrajahul-lażīna kafarū āniyanaini iż humā fil-gāri iż yaqūlu liāibihī lā tazan innallāha ma‘anā,
fa anzalallāhu sakīnatahū ‘alaihi wa ayyadahū bijunūdil lam tarauhā wa ja‘ala
kalimatal-lażīna kafarus-suflā, wa kalimatullāhi hiyal-‘ulyā, wallāhu ‘azīzun
akīm(un).



Jika kamu tidak
menolongnya (Nabi Muhammad), sungguh Allah telah menolongnya, (yaitu) ketika
orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah), sedangkan dia salah satu dari dua
orang, ketika keduanya berada dalam gua, ketika dia berkata kepada sahabatnya,
“Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka, Allah
menurunkan ketenangan kepadanya (Nabi Muhammad), memperkuatnya dengan bala
tentara (malaikat) yang tidak kamu lihat, dan Dia menjadikan seruan orang-orang
kafir itu seruan yang paling rendah. (Sebaliknya,) firman Allah itulah yang
paling tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.





41





اِنْفِرُوْا خِفَافًا وَّثِقَالًا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ
وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ
تَعْلَمُوْنَ





Infirū khifāfaw wa iqālaw wa jāhidū bi'amwālikum wa anfusikum fī sabīlillāh(i), żālikum
khairul lakum in kuntum ta‘lamūn(a).



Berangkatlah kamu
(untuk berperang), baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan
berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.





42





لَوْ كَانَ عَرَضًا قَرِيْبًا وَّسَفَرًا قَاصِدًا لَّاتَّبَعُوْكَ
وَلٰكِنْۢ بَعُدَتْ عَلَيْهِمُ الشُّقَّةُۗ وَسَيَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ لَوِ
اسْتَطَعْنَا لَخَرَجْنَا مَعَكُمْۚ يُهْلِكُوْنَ اَنْفُسَهُمْۚ وَاللّٰهُ
يَعْلَمُ اِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ ࣖ





Lau kāna ‘araan qarībaw wa safaran qāidal lattaba‘ūka wa lākim
ba‘udat ‘alaihimusy-syuqqah(tu), wa saya
lifūna billāhi lawistaa‘nā lakharajnā ma‘akum, yuhlikūna anfusahum, wallāhu ya‘lamu
innahum lakāżibūn(a).



Sekiranya (yang kamu
serukan kepada mereka) adalah keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan
yang tidak seberapa jauh, niscaya mereka mengikutimu. Akan tetapi, (mereka
enggan karena) tempat yang dituju itu terasa sangat jauh bagi mereka. Mereka
akan bersumpah dengan (nama) Allah, “Seandainya kami sanggup niscaya kami
berangkat bersamamu.” Mereka membinasakan diri sendiri
327) dan Allah mengetahui sesungguhnya mereka benar-benar para
pembohong.



Catatan
Kaki



327) Maksud dari membinasakan diri sendiri dalam
ayat ini adalah bahwa mereka akan binasa disebabkan sumpah palsu dan kebohongan
mereka.





43





عَفَا اللّٰهُ عَنْكَۚ لِمَ اَذِنْتَ لَهُمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ
لَكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَتَعْلَمَ الْكٰذِبِيْنَ





‘Afallāhu ‘ank(a),
lima ażinta lahum
attā yatabayyana lakal-lażīna adaqū wa ta‘lamal-kāżibīn(a).



Allah memaafkanmu
(Nabi Muhammad). Mengapa engkau memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi
berperang) sehingga jelas bagimu orang-orang yang benar-benar (berhalangan) dan
sehingga engkau mengetahui orang-orang yang berdusta?





44





لَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ
الْاٰخِرِ اَنْ يُّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۗ وَاللّٰهُ
عَلِيْمٌۢ بِالْمُتَّقِيْنَ






yasta'żinukal-lażīna yu'minūna billāhi wal-yaumil-ākhiri ay yujāhidū
bi'amwālihim wa anfusihim, wallāhu ‘alīmum bil-muttaqīn(a).



Orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari Akhir tidak akan meminta izin kepadamu untuk
(tidak ikut) berjihad dengan harta dan jiwa mereka. Allah Maha Mengetahui
orang-orang yang bertakwa.





45





اِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ
وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوْبُهُمْ فَهُمْ فِيْ رَيْبِهِمْ
يَتَرَدَّدُوْنَ





Innamā
yasta'żinukal-lażīna lā yu'minūna billāhi wal-yaumil-ākhiri wartābat qulūbuhum
fahum fī raibihim yataraddadūn(a).



Sesungguhnya yang
meminta izin kepadamu (Nabi Muhammad untuk tidak berjihad) hanyalah orang-orang
yang tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir, dan hati mereka ragu, karena
itu mereka selalu bimbang dalam keraguan.





46





۞ وَلَوْ اَرَادُوا الْخُرُوْجَ لَاَعَدُّوْا لَهٗ عُدَّةً
وَّلٰكِنْ كَرِهَ اللّٰهُ انْۢبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيْلَ اقْعُدُوْا مَعَ
الْقٰعِدِيْنَ





Wa lau arādul-khurūja
la'a‘addū lahū ‘uddataw wa lākin karihallāhumbi‘ā
ahum fa abbaahum wa qīlaq‘udū ma‘al-qā‘idīn(a).



Seandainya mereka mau
berangkat (sejak semula), niscaya mereka menyiapkan persiapan untuk
keberangkatan itu. Akan tetapi, (mereka memang enggan dan oleh sebab itu) Allah
tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Dia melemahkan keinginan mereka, dan
dikatakan (kepada mereka), “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal
itu.”





47





لَوْ خَرَجُوْا فِيْكُمْ مَّا زَادُوْكُمْ اِلَّا خَبَالًا
وَّلَاَوْضَعُوْا خِلٰلَكُمْ يَبْغُوْنَكُمُ الْفِتْنَةَۚ وَفِيْكُمْ سَمّٰعُوْنَ
لَهُمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِالظّٰلِمِيْنَ





Wa lau kharajū fīkum
mā zādūkum illā khabālaw wa la'au
a‘ū khilālakum yabgūnakumul-fitnah(ta),
wa fīkum sammā‘ūna lahum, wallāhu ‘alīmum bi
-ālimīn(a).



Seandainya mereka
keluar bersamamu, niscaya mereka tidak akan menambah (kekuatan)-mu, malah hanya
akan membuat kekacauan dan mereka tentu bergegas maju ke depan di celah-celah
barisanmu untuk mengadakan kekacauan (di barisanmu), sedang di antara kamu ada
orang-orang yang sangat suka mendengarkan (perkataan) mereka. Allah Maha
Mengetahui orang-orang yang zalim.





48





لَقَدِ ابْتَغَوُا الْفِتْنَةَ مِنْ قَبْلُ وَقَلَّبُوْا لَكَ
الْاُمُوْرَ حَتّٰى جَاۤءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ اَمْرُ اللّٰهِ وَهُمْ كٰرِهُوْنَ





Laqadibtagawul-fitnata
min qablu wa qallabū lakal-umūra
attā jā'al-aqqu wa ahara amrullāhi wa hum kārihūn(a).



Sungguh, sebelum itu
mereka benar-benar sudah berusaha membuat kekacauan dan mereka membolak-balik
berbagai urusan (dengan berbagai tipu daya) untuk (mencelakakan)-mu, hingga
datanglah kebenaran (berupa pertolongan Allah) dan menanglah urusan (agama)
Allah, padahal mereka adalah orang-orang yang tidak menyukainya.





49





وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ ائْذَنْ لِّيْ وَلَا تَفْتِنِّيْۗ
اَلَا فِى الْفِتْنَةِ سَقَطُوْاۗ وَاِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيْطَةٌ ۢ
بِالْكٰفِرِيْنَ





Wa minhum may
yaqūlu'żal lī wa lā taftinnī, alā fil-fitnati saqa
ū, wa inna jahannama lamuīatum bil-kāfirīn(a).



Di antara mereka ada
orang yang berkata, “Berilah aku izin (tidak pergi berperang) dan janganlah
engkau (Nabi Muhammad) menjerumuskan aku ke dalam fitnah.” Ketahuilah, bahwa
mereka (dengan keengganannya pergi berjihad) telah terjerumus ke dalam fitnah.
Sesungguhnya (neraka) Jahanam benar-benar meliputi orang-orang kafir.





50





اِنْ تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْۚ وَاِنْ تُصِبْكَ مُصِيْبَةٌ
يَّقُوْلُوْا قَدْ اَخَذْنَآ اَمْرَنَا مِنْ قَبْلُ وَيَتَوَلَّوْا وَّهُمْ
فَرِحُوْنَ





In tuibka asanatun tasu'hum, wa in tuibka muībatuy yaqūlū qad akhażnā min qablu wa
yatawallau wa hum fari
ūn(a).



Jika engkau (Nabi
Muhammad) mendapat kebaikan (maka) itu menyakitkan mereka. Akan tetapi, jika
engkau ditimpa bencana, mereka berkata, “Sungguh, sejak semula kami telah
berhati-hati (dengan tidak pergi berperang)” dan mereka berpaling dengan
(perasaan) gembira.





51





قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَنَآ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَنَاۚ هُوَ
مَوْلٰىنَا وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ





Qul lay yuībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa ‘alallāhi
falyatawakkalil-mu'minūn(a).



Katakanlah (Nabi
Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah
bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang
mukmin bertawakal.





52





قُلْ هَلْ تَرَبَّصُوْنَ بِنَآ اِلَّآ اِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِۗ
وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ اَنْ يُّصِيْبَكُمُ اللّٰهُ بِعَذَابٍ مِّنْ
عِنْدِهٖٓ اَوْ بِاَيْدِيْنَاۖ فَتَرَبَّصُوْٓا اِنَّا مَعَكُمْ مُّتَرَبِّصُوْنَ





Qul hal tarabbaūna binā illā idal-usnayain(i), wa nanu natarabbau bikum ay yuībakumullāhu bi‘ażābim
min ‘indihī au bi'aidīnā, fa tarabba
ū innā ma‘akum
mutarabbi
ūn(a).



Katakanlah (Nabi
Muhammad), “Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu (kedatangannya) bagi kami,
kecuali salah satu dari dua kebaikan (menang atau mati syahid). (Sebaliknya,)
kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan azab kepadamu dari
sisi-Nya atau (azab) melalui tangan kami. Maka, tunggulah, sesungguhnya kami
menunggu (pula) bersamamu.”





53





قُلْ اَنْفِقُوْا طَوْعًا اَوْ كَرْهًا لَّنْ يُّتَقَبَّلَ
مِنْكُمْ ۗاِنَّكُمْ كُنْتُمْ قَوْمًا فٰسِقِيْنَ





Qul anfiqū au‘an au karhal lay yutaqabbala minkum, innakum kuntum qauman
fāsiqīn(a).



Katakanlah (Nabi
Muhammad), “(Wahai orang-orang munafik,) infakkanlah (hartamu) baik dengan
sukarela maupun dengan terpaksa, (tetapi ketahuilah bahwa infak itu)
sekali-kali tidak akan diterima (oleh Allah) dari kamu. Sesungguhnya kamu
adalah kaum yang fasik.”





54





وَمَا مَنَعَهُمْ اَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقٰتُهُمْ اِلَّآ
اَنَّهُمْ كَفَرُوْا بِاللّٰهِ وَبِرَسُوْلِهٖ وَلَا يَأْتُوْنَ الصَّلٰوةَ اِلَّا
وَهُمْ كُسَالٰى وَلَا يُنْفِقُوْنَ اِلَّا وَهُمْ كٰرِهُوْنَ





Wa mā mana‘ahum an
tuqbala minhum nafaqātuhum illā annahum kafarū billāhi wa birasūlihī wa lā
ya'tūna
-alāta illā wa hum kusālā
wa lā yunfiqūna illā wa hum kārihūn(a).



Tidak ada yang
menghalangi infak mereka untuk diterima kecuali karena sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang kufur kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak
melaksanakan salat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menginfakkan
(harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan (terpaksa).





55





فَلَا تُعْجِبْكَ اَمْوَالُهُمْ وَلَآ اَوْلَادُهُمْ ۗاِنَّمَا
يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ
اَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كٰفِرُوْنَ





Falā tu‘jibka
amwāluhum wa lā aulāduhum, innamā yurīdullāhu liyu‘ażżibahum bihā fil-
ayātid-dun-yā wa tazhaqa anfusuhum wa hum kāfirūn(a).



(Oleh
karena itu,) janganlah harta dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya
Allah hendak menyiksa mereka dengan itu dalam kehidupan dunia dan kelak nyawa
mereka keluar dengan susah payah, sedangkan mereka dalam keadaan kafir.





56





وَيَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ اِنَّهُمْ لَمِنْكُمْۗ وَمَا هُمْ
مِّنْكُمْ وَلٰكِنَّهُمْ قَوْمٌ يَّفْرَقُوْنَ





Wa yalifūna billāhi innahum laminkum, wa mā hum minkum wa lākinnahum
qaumuy yafraqūn(a).



Mereka (orang-orang
munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk
golonganmu, padahal mereka bukanlah dari golonganmu, tetapi mereka adalah kaum
yang sangat takut (kepadamu).





57





لَوْ يَجِدُوْنَ مَلْجَاً اَوْ مَغٰرٰتٍ اَوْ مُدَّخَلًا
لَّوَلَّوْا اِلَيْهِ وَهُمْ يَجْمَحُوْنَ





Lau yajidūna malja'an
au magārātin au muddakhalal lawallau ilaihi wa hum yajma
ūn(a).



Seandainya mereka
memperoleh tempat berlindung, gua-gua, atau lubang-lubang (dalam tanah),
niscaya mereka pergi (lari) ke sana dengan secepat-cepatnya.





58





وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّلْمِزُكَ فِى الصَّدَقٰتِۚ فَاِنْ اُعْطُوْا
مِنْهَا رَضُوْا وَاِنْ لَّمْ يُعْطَوْا مِنْهَآ اِذَا هُمْ يَسْخَطُوْنَ





Wa minhum may
yalmizuka fi
-adaqāt(i), fa in u‘ū minhā raū wa illam yu‘au minhā iżā hum
yaskha
ūn(a).



Di antara mereka ada
yang mencela engkau (Nabi Muhammad) dalam hal (pembagian) sedekah-sedekah
(zakat atau rampasan perang). Jika mereka diberi sebagian darinya, mereka
bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi bagian, dengan serta merta mereka
marah.





59





وَلَوْ اَنَّهُمْ رَضُوْا مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗۙ
وَقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ سَيُؤْتِيْنَا اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ وَرَسُوْلُهٗٓ
اِنَّآ اِلَى اللّٰهِ رٰغِبُوْنَ ࣖ





Wa lau annahum raū mā ātāhumullāhu wa rasūluh(ū), wa qālū asbunallāhu sayu'tīnallāhu min falihī wa rasūluhū innā
ilallāhi rāgibūn(a).



Seandainya mereka
benar-benar rida dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Allah dan
Rasul-Nya, dan berkata, “Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada
kami sebagian dari karunia-Nya, dan (demikian pula) Rasul-Nya. Sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang selalu hanya berharap kepada Allah.”





60





۞ اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَاۤءِ وَالْمَسٰكِيْنِ
وَالْعٰمِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ
وَالْغٰرِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ فَرِيْضَةً مِّنَ
اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ





Innama-adaqātu lil-fuqarā'i wal-masākīni wal-‘āmilīna
‘alaihā wal-mu'allafati qulūbuhum wa fir-riqābi wal-gārimīna wa fī sabīlillāhi
wabnis-sabīl(i), farī
atam minallāh(i), wallāhu ‘alīmun akīm(un).



Sesungguhnya zakat itu
hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para amil zakat,
orang-orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) para hamba
sahaya, untuk (membebaskan) orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan
untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan (yang memerlukan pertolongan),
sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.





61





وَمِنْهُمُ الَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ النَّبِيَّ وَيَقُوْلُوْنَ هُوَ
اُذُنٌ ۗقُلْ اُذُنُ خَيْرٍ لَّكُمْ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَيُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَرَحْمَةٌ لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۗ وَالَّذِيْنَ
يُؤْذُوْنَ رَسُوْلَ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ





Wa minhumul-lażīna
yu'żūnan nabiyya wa yaqūlūna huwa użun(un), qul użunu khairil lakum yu'minu
billāhi wa yu'minu lil-mu'minīna wa ra
matul lil-lażīna āmanū
minkum, wal-lażīna yu'żūna rasūlallāhi lahum ‘ażābun alīm(un).



Di antara mereka (kaum
munafik) ada orang-orang yang menyakiti Nabi (Muhammad) dan mengatakan, “Dia
adalah telinga (yang menampung dan memercayai semua apa yang didengarnya tanpa
seleksi).” Katakanlah, “(Nabi Muhammad adalah) telinga yang baik bagi kamu, dia
beriman kepada Allah, memercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi
orang-orang yang beriman di antara kamu.” Orang-orang yang menyakiti Rasulullah
bagi mereka azab yang sangat pedih.





62





يَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ لَكُمْ لِيُرْضُوْكُمْ وَاللّٰهُ
وَرَسُوْلُهٗٓ اَحَقُّ اَنْ يُّرْضُوْهُ اِنْ كَانُوْا مُؤْمِنِيْنَ





Yalifūna billāhi lakum liyurūkum wallāhu wa rasūluhū
a
aqqu ay yurūhu in kānū mu'minīn(a).



Mereka (orang-orang
munafik) bersumpah kepadamu (kaum muslim) dengan (nama) Allah untuk membuat
kamu rida, padahal Allah dan Rasul-Nya lebih pantas mereka (raih) keridaan-Nya
jika mereka adalah orang-orang beriman.





63





اَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّهٗ مَنْ يُّحَادِدِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ
فَاَنَّ لَهٗ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيْهَاۗ ذٰلِكَ الْخِزْيُ الْعَظِيْمُ





Alam ya‘lamū annahū
may yu
ādidillāha wa rasūlahū fa anna lahū nāru
jahannama khālidan fīhā, żālikal khizyul-‘a
īm(u).



Tidakkah mereka
(orang-orang munafik) mengetahui bahwa siapa yang menentang Allah dan
Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahanamlah baginya. Dia kekal di dalamnya.
Itulah kehinaan yang besar.





64





يَحْذَرُ الْمُنٰفِقُوْنَ اَنْ تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُوْرَةٌ
تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِيْ قُلُوْبِهِمْۗ قُلِ اسْتَهْزِءُوْاۚ اِنَّ اللّٰهَ
مُخْرِجٌ مَّا تَحْذَرُوْنَ





Yażarul-munāfiqūna an tunazzala ‘alaihim sūratun tunabbi'uhum bimā
fī qulūbihim, qulistahzi'ū, innallāha mukhrijum mā ta
żarūn(a).



Orang-orang munafik
khawatir jika diturunkan suatu surah yang mengungkapkan apa yang ada dalam hati
mereka. Katakanlah (kepada mereka), “Olok-oloklah (Allah, Rasul-Nya, dan
orang beriman sesukamu). Sesungguhnya Allah pasti akan menampakkan apa yang
kamu khawatirkan itu.”





65





وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ اِنَّمَا كُنَّا نَخُوْضُ
وَنَلْعَبُۗ قُلْ اَبِاللّٰهِ وَاٰيٰتِهٖ وَرَسُوْلِهٖ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِءُوْنَ





Wa la'in sa'altahum
layaqūlunna innamā kunnā nakhū
ū wa nal‘ab(u), qul abillāhi wa āyātihī wa rasūlihī
kuntum tastahzi'ūn(a).



Sesungguhnya jika kamu
tanyakan kepada mereka, mereka pasti akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanya
bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Apakah terhadap Allah,
ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”





66





لَا تَعْتَذِرُوْا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ ۗ اِنْ
نَّعْفُ عَنْ طَاۤىِٕفَةٍ مِّنْكُمْ نُعَذِّبْ طَاۤىِٕفَةً ۢ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا
مُجْرِمِيْنَ ࣖ





Lā ta‘tażirū qad
kafartum ba‘da īmānikum, in na‘fu ‘an
ā'ifatim minkum nu‘ażżib
ā'ifatam bi'annahum kānū mujrimīn(a).



Tidak perlu kamu
membuat-buat alasan karena kamu telah kufur sesudah beriman. Jika Kami
memaafkan sebagian dari kamu (karena telah bertobat), niscaya Kami akan
mengazab golongan (yang lain), karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang berbuat dosa.





67





اَلْمُنٰفِقُوْنَ وَالْمُنٰفِقٰتُ بَعْضُهُمْ مِّنْۢ بَعْضٍۘ
يَأْمُرُوْنَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوْفِ وَيَقْبِضُوْنَ
اَيْدِيَهُمْۗ نَسُوا اللّٰهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ هُمُ
الْفٰسِقُوْنَ





Al-munāfiqūna
wal-munāfiqātu ba‘
uhum mim ba‘(in), ya'murūna
bil-munkari wa yanhauna ‘anil-ma‘rūfi wa yaqbi
ūna aidiyahum, nasullāha
fa nasiyahum, innal-munāfiqīna humul-fāsiqūn(a).



Orang-orang munafik
laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain (adalah sama saja). Mereka
menyuruh (berbuat) mungkar dan mencegah (berbuat) makruf. Mereka pun
menggenggam tangannya (kikir). Mereka telah melupakan Allah, maka Allah
melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik adalah orang-orang yang
fasik.





68





وَعَدَ اللّٰهُ الْمُنٰفِقِيْنَ وَالْمُنٰفِقٰتِ وَالْكُفَّارَ
نَارَ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ هِيَ حَسْبُهُمْ ۚوَلَعَنَهُمُ اللّٰهُ
ۚوَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيْمٌۙ





Wa‘adallāhul-munāfiqīna
wal-munāfiqāti wal-kuffāra nāra jahannama khālidīna fīhā, hiya
asbuhum, wa la‘anahumullāh(u), wa lahum ‘ażābum muqīm(un).



Allah telah mengancam
orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan
neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah (neraka) itu bagi mereka.
Allah melaknat mereka. Bagi mereka azab yang kekal.





69





كَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَانُوْٓا اَشَدَّ مِنْكُمْ قُوَّةً
وَّاَكْثَرَ اَمْوَالًا وَّاَوْلَادًاۗ فَاسْتَمْتَعُوْا بِخَلَاقِهِمْ
فَاسْتَمْتَعْتُمْ بِخَلَاقِكُمْ كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ
بِخَلَاقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِيْ خَاضُوْاۗ اُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ
اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ





Kal-lażīna min
qablikum kānū asyadda minkum quwwataw wa ak
ara amwālaw wa aulādā(n),
fastamta‘ū bikhalāqihim fastamta‘tum bikhalāqikum kamastamta‘al-lażīna min
qablikum bikhalāqihim wa khu
tum kal-lażī khāū, ulā'ika abiat a‘māluhum fid-dun-yā wal-ākhirah(ti), ulā'ika
humul-khāsirūn(a).



(Kamu,
orang-orang munafik,) seperti orang-orang sebelummu. Mereka lebih kuat daripada
kamu dan lebih banyak harta dan anak-anaknya. Mereka telah menikmati bagiannya
dan kamu telah menikmati bagianmu sebagaimana orang-orang yang sebelummu
menikmati bagiannya. Kamu mempercakapkan (hal-hal yang batil) sebagaimana
mereka mempercakapkannya. Mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat.
Mereka itulah orang-orang yang rugi.





70





اَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَاُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَوْمِ
نُوْحٍ وَّعَادٍ وَّثَمُوْدَ ەۙ وَقَوْمِ اِبْرٰهِيْمَ وَاَصْحٰبِ مَدْيَنَ
وَالْمُؤْتَفِكٰتِۗ اَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِۚ فَمَا كَانَ اللّٰهُ
لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ





Alam ya'tihim
naba'ul-lażīna min qablihim qaumi nū
iw wa ‘ādiw wa amūd(a), wa qaumi ibrāhīma wa aṣḥābi madyana
wal-mu'tafikāt(i), atathum rusuluhum bil-bayyināt(i), famā kānallāhu liya
limahum wa lākin kānū anfusahum yalimūn(a).



Apakah tidak sampai
kepada mereka berita (tentang) orang-orang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh,
‘Ad, Samud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (kaum Lut) yang kota-kotanya
dijungkirbalikkan? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa
bukti-bukti yang nyata. Allah tidak akan pernah menzalimi mereka, tetapi
merekalah yang selalu menzalimi diri sendiri.





71





وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ
بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ
وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ
حَكِيْمٌ





Wal-mu'minūna
wal-mu'minātu ba‘
uhum auliyā'u ba‘(in), ya'murūna bil-ma‘rūfi wa yanhauna ‘anil-munkari wa yuqīmūna-alāta wa yu'tūnaz-zakāta wa yuī‘ūnallāha wa rasūlah(ū), ulā'ika sayaramuhumullāh(u), innallāha ‘azīzun akīm(un).



Orang-orang mukmin,
laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang
lain.
328) Mereka menyuruh (berbuat) makruf dan
mencegah (berbuat) mungkar, menegakkan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada
Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.



Catatan
Kaki



328) Lihat catatan kaki surah Āli ‘Imrān (3): 28.





72





وَعَدَ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ
مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ
عَدْنٍ ۗوَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ࣖ





Wa‘adallāhul-mu'minīna
wal-mu'mināti jannātin tajrī min ta
tihal-anhāru khālidīna
fīhā wa masākina
ayyibatan fī jannāti ‘adn(in), wa riwānum minallāhi akbar(u), żālika huwal-fauzul-‘aīm(u).



Allah telah menjanjikan
kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, surga-surga yang
sungai-sungai mengalir di bawahnya, mereka kekal di dalamnya, dan tempat-tempat
yang baik di surga ‘Adn. Rida Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung.





73





يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنٰفِقِيْنَ
وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۗوَمَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ





Yā ayyuhan-nabiyyu
jāhidil-kuffāra wal-munāfiqīna waglu
‘alaihim, wa ma'wāhum
jahannamu wa bi'sal-ma
īr(u).



Wahai Nabi, berjihadlah
(melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah
terhadap mereka. Tempat mereka adalah (neraka) Jahanam. (Itulah) seburuk-buruk
tempat kembali.





74





يَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ مَا قَالُوْا ۗوَلَقَدْ قَالُوْا كَلِمَةَ
الْكُفْرِ وَكَفَرُوْا بَعْدَ اِسْلَامِهِمْ وَهَمُّوْا بِمَا لَمْ يَنَالُوْاۚ
وَمَا نَقَمُوْٓا اِلَّآ اَنْ اَغْنٰىهُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ مِنْ فَضْلِهٖ
ۚفَاِنْ يَّتُوْبُوْا يَكُ خَيْرًا لَّهُمْ ۚوَاِنْ يَّتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ
اللّٰهُ عَذَابًا اَلِيْمًا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚوَمَا لَهُمْ فِى
الْاَرْضِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ





Yalifūna billāhi mā qālū, wa laqad qālū kalimatal-kufri wa kafarū
ba‘da islāmihim wa hammū bimā lam yanālū, wa mā naqamū illā an agnāhumullāhu wa
rasūluhū min fa
lih(ī), fa iy yatūbū yaku khairal lahum, wa iy
yatawallau yu‘ażżibhumullāhu ‘ażāban alīman fid-dun-yā wal-ākhirah(ti), wa mā
lahum fil-ar
i miw waliyyiw wa lā naīr(in).



Mereka (orang-orang
munafik) bersumpah dengan (nama) Allah bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu
yang menyakiti Nabi Muhammad). Sungguh, mereka benar-benar telah mengucapkan
perkataan kekafiran (dengan mencela Nabi Muhammad) dan (karenanya) menjadi kafir
setelah berislam. Mereka menginginkan apa yang tidak dapat mereka capai.
329) Mereka tidak mencela melainkan karena Allah dan Rasul-Nya
telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka, jika mereka bertobat, itu
lebih baik bagi mereka. Jika berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka
dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat. Mereka tidak mempunyai pelindung
dan tidak (pula) penolong di bumi.



Catatan
Kaki



329) Mereka ingin membunuh Nabi Muhammad saw.





75





۞ وَمِنْهُمْ مَّنْ عٰهَدَ اللّٰهَ لَىِٕنْ اٰتٰىنَا مِنْ فَضْلِهٖ
لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُوْنَنَّ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ





Wa minhum man
‘āhadallāha la'in ātānā min fa
lihī lanaṣṣaddaqanna wa lanakūnanna
mina
-āliīn(a).



Di antara mereka ada
orang yang telah berjanji kepada Allah, “Sesungguhnya jika Dia memberikan
sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan benar-benar bersedekah
dan niscaya kami benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.”





76





فَلَمَّآ اٰتٰىهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ بَخِلُوْا بِهٖ وَتَوَلَّوْا
وَّهُمْ مُّعْرِضُوْنَ





Falammā ātāhum min falihī bakhilū bihī wa tawallau wa hum mu‘riūn(a).



Akan tetapi, ketika
Allah menganugerahkan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi
kikir dan berpaling seraya menjadi penentang (kebenaran).





77





فَاَعْقَبَهُمْ نِفَاقًا فِيْ قُلُوْبِهِمْ اِلٰى يَوْمِ
يَلْقَوْنَهٗ بِمَآ اَخْلَفُوا اللّٰهَ مَا وَعَدُوْهُ وَبِمَا كَانُوْا
يَكْذِبُوْنَ





Fa a‘qabahum nifāqan
fī qulūbihim ilā yaumi yalqaunahū bimā akhlafullāha mā wa‘adūhu wa bimā kānū
yakżibūn(a).



Maka, (akibat
kekikiran itu) Dia menanamkan kemunafikan dalam hati mereka sampai pada hari
mereka menemui-Nya karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka
ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.





78





اَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ
وَنَجْوٰىهُمْ وَاَنَّ اللّٰهَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ





Alam ya‘lamū annallāha
ya‘lamu sirrahum wa najwāhum wa annallāha ‘allāmul-guyūb(i).



Tidakkah mereka
mengetahui bahwa Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka dan bahwa
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala yang gaib?





79





اَلَّذِيْنَ يَلْمِزُوْنَ الْمُطَّوِّعِيْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ
فِى الصَّدَقٰتِ وَالَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ اِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُوْنَ
مِنْهُمْ ۗسَخِرَ اللّٰهُ مِنْهُمْ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ





Allażīna yalmizūnal-muṭṭawwi‘īna minal-mu'minīna fi-adaqāti wal-lażīna lā yajidūna illā juhdahum fa yaskharūna
minhum, sakhirallāhu minhum, wa lahum ‘ażābun alīm(un).



Orang-orang (munafik)
yang mencela orang-orang beriman yang memberikan sedekah dengan sukarela,
(mencela) orang-orang yang tidak mendapatkan (untuk disedekahkan) selain
kesanggupannya, lalu mereka mengejeknya. Maka, Allah mengejek mereka dan bagi
mereka azab yang sangat pedih.





80





اِسْتَغْفِرْ لَهُمْ اَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْۗ اِنْ
تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً فَلَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَهُمْ ۗذٰلِكَ
بِاَنَّهُمْ كَفَرُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ
الْفٰسِقِيْنَ ࣖ





Istagfir lahum au lā
tastagfir lahum, in tastagfir lahum sab‘īna marratan falay yagfirallāhu lahum,
żālika bi'annahum kafarū billāhi wa rasūlih(ī), wallāhu lā
yahdil-qaumal-fāsiqīn(a).



(Sama
saja) engkau (Nabi Muhammad) memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak
memohonkan ampunan bagi mereka. Walaupun engkau memohonkan ampunan bagi mereka
tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Demikian itu
karena mereka kufur kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah tidak akan memberi
petunjuk kepada kaum yang fasik.





81





فَرِحَ الْمُخَلَّفُوْنَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلٰفَ رَسُوْلِ اللّٰهِ
وَكَرِهُوْٓا اَنْ يُّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ
اللّٰهِ وَقَالُوْا لَا تَنْفِرُوْا فِى الْحَرِّۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ اَشَدُّ
حَرًّاۗ لَوْ كَانُوْا يَفْقَهُوْنَ





Farial-mukhallafūna bimaq‘adihim khilāfa rasūlillāhi wa karihū ay
yujāhidū bi'amwālihim wa anfusihim fī sabīlillāhi wa qālū lā tanfirū fil-
arr(i), qul nāru jahannama asyaddu arrā(n), lau kānū yafqahūn(a).



Orang-orang yang
ditinggalkan (tidak ikut berperang) merasa gembira dengan duduk-duduk setelah
kepergian Rasulullah (ke medan perang). Mereka tidak suka berjihad dengan harta
dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka (justru) berkata, “Janganlah kamu
berangkat (ke medan perang) di tengah panas terik.” Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Api neraka Jahanam lebih panas.” Seandainya saja selama ini mereka memahami.





82





فَلْيَضْحَكُوْا قَلِيْلًا وَّلْيَبْكُوْا كَثِيْرًاۚ جَزَاۤءًۢ
بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ





Falyaḍḥakū qalīlaw walyabkū kaīrā(n), jazā'am bimā kānū
yaksibūn(a).



Maka, biarkanlah
mereka tertawa sedikit (di dunia) dan menangis yang banyak (di akhirat) sebagai
balasan terhadap apa yang selalu mereka perbuat.





83





فَاِنْ رَّجَعَكَ اللّٰهُ اِلٰى طَاۤىِٕفَةٍ مِّنْهُمْ
فَاسْتَأْذَنُوْكَ لِلْخُرُوْجِ فَقُلْ لَّنْ تَخْرُجُوْا مَعِيَ اَبَدًا وَّلَنْ
تُقَاتِلُوْا مَعِيَ عَدُوًّاۗ اِنَّكُمْ رَضِيْتُمْ بِالْقُعُوْدِ اَوَّلَ
مَرَّةٍۗ فَاقْعُدُوْا مَعَ الْخٰلِفِيْنَ





Fa ir raja‘akallāhu
ilā
ā'ifatim minhum fasta'żanūka lil-khurūji faqul
lan takhrujū ma‘iya abadaw wa lan tuqātilū ma‘iya ‘aduwwā(n), innakum ra
ītum bil-qu‘ūdi awwala marrah(tin), faq‘udū ma‘al-khālifīn(a).



Maka, jika Allah
memulangkanmu (Nabi Muhammad) ke satu golongan dari mereka (orang-orang
munafik), kemudian mereka meminta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang),
katakanlah, “Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh
memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya sejak semula kamu telah rida duduk
(tidak berperang). Oleh karena itu, duduklah (tinggallah) bersama orang-orang
yang tidak ikut (berperang).”





84





وَلَا تُصَلِّ عَلٰٓى اَحَدٍ مِّنْهُمْ مَّاتَ اَبَدًا وَّلَا
تَقُمْ عَلٰى قَبْرِهٖۗ اِنَّهُمْ كَفَرُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَمَاتُوْا
وَهُمْ فٰسِقُوْنَ





Wa lā tualli ‘alā aadim minhum māta abadaw wa lā taqum ‘alā
qabrih(ī), innahum kafarū billāhi wa rasūlihī wa mātū wa hum fāsiqūn(a).



Janganlah engkau (Nabi
Muhammad) melaksanakan salat untuk seseorang yang mati di antara mereka
(orang-orang munafik) selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri (berdoa) di
atas kuburnya. Sesungguhnya mereka ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka
mati dalam keadaan fasik.





85





وَلَا تُعْجِبْكَ اَمْوَالُهُمْ وَاَوْلَادُهُمْۗ اِنَّمَا
يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّعَذِّبَهُمْ بِهَا فِى الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ
اَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كٰفِرُوْنَ





Wa lā tu‘jibka
amwāluhum wa lā aulāduhum, innamā yurīdullāhu ay yu‘ażżibahum bihā fid-dun-yā
wa tazhaqa anfusuhum wa hum kāfirūn(a).



Janganlah harta dan
anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya dengan (sebab harta dan anak)
itu Allah berkehendak untuk menyiksa mereka di dunia dan (membiarkan) nyawa
mereka melayang dalam keadaan kafir.





86





وَاِذَآ اُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ اَنْ اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ
وَجَاهِدُوْا مَعَ رَسُوْلِهِ اسْتَأْذَنَكَ اُولُوا الطَّوْلِ مِنْهُمْ
وَقَالُوْا ذَرْنَا نَكُنْ مَّعَ الْقٰعِدِيْنَ





Wa iżā unzilat sūratun
an āminū billāhi wa jāhidū ma‘a rasūlihista'żanaka ulu
-auli minhum wa qālū żarnā nakum
ma‘al-qā‘idīn(a).



Apabila diturunkan
suatu surah (yang memerintahkan orang-orang munafik), “Berimanlah kepada Allah
dan berjihadlah bersama Rasul-Nya,” niscaya orang-orang yang berkemampuan di
antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata,
“Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk (tinggal di rumah).”





87





رَضُوْا بِاَنْ يَّكُوْنُوْا مَعَ الْخَوَالِفِ وَطُبِعَ عَلٰى
قُلُوْبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُوْنَ





Raū bi'ay yakūnū ma‘al-khawālifi wa ubi‘a ‘alā qulūbihim
fahum lā yafqahūn(a).



Mereka rida berada
bersama orang-orang yang tidak pergi berperang.
330) Hati mereka telah dikunci sehingga tidak memahami.



Catatan
Kaki



330) Orang yang tidak pergi berperang dalam ayat
ini adalah perempuan, anak-anak, orang yang lemah, sakit, dan berusia lanjut.





88





لٰكِنِ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ جَاهَدُوْا
بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۗ وَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْخَيْرٰتُ ۖوَاُولٰۤىِٕكَ
هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ





Lākinir-rasūlu
wal-lażīna āmanū ma‘ahū jāhadū bi'amwālihim wa anfusihim, wa ulā'ika
lahumul-khairāt(u), wa ulā'ika humul-mufli
ūn(a).



Akan tetapi, Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya berjihad dengan harta dan jiwanya. Mereka
memperoleh berbagai kebaikan. Mereka (pula)-lah orang-orang yang beruntung.





89





اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا
الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ࣖ





A‘addallāhu lahum
jannātin tajrī min ta
tihal-anhāru khālidīna fīhā, żālikal-fauzul-‘aīm(u).



Allah telah
menyediakan bagi mereka surga yang sungai-sungai mengalir di bawahnya. Mereka
kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang agung.





90





وَجَاۤءَ الْمُعَذِّرُوْنَ مِنَ الْاَعْرَابِ لِيُؤْذَنَ لَهُمْ
وَقَعَدَ الَّذِيْنَ كَذَبُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗسَيُصِيْبُ الَّذِيْنَ
كَفَرُوْا مِنْهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ





Wa jā'al-mu‘ażżirūna
minal-a‘rābi liyu'żana lahum wa qa‘adal-lażīna każabullāha wa rasūlah(ū), sayu
ībul-lażīna kafarū minhum ‘ażābun alīm(un).



Orang-orang Arab Badui
yang membuat-buat alasan datang (kepada Nabi) agar diberi izin (untuk tidak
berperang). Adapun orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya duduk
berdiam (tidak mengemukakan alasan). Kelak orang-orang yang kufur di antara
mereka akan ditimpa azab yang sangat pedih.





91





لَيْسَ عَلَى الضُّعَفَاۤءِ وَلَا عَلَى الْمَرْضٰى وَلَا عَلَى
الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ مَا يُنْفِقُوْنَ حَرَجٌ اِذَا نَصَحُوْا لِلّٰهِ
وَرَسُوْلِهٖۗ مَا عَلَى الْمُحْسِنِيْنَ مِنْ سَبِيْلٍ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ
رَّحِيْمٌۙ





Laisa ‘ala-u‘afā'i wa lā ‘alal-marā wa lā ‘alal-lażīna lā yajidūna mā yunfiqūna arajun iżā naaū lillāhi wa rasūlih(ī),
mā ‘alal-mu
sinīna min sabīl(in), wallāhu gafūrur raīm(un).



Tidak ada dosa (karena
tidak pergi berperang) bagi orang-orang yang lemah, sakit, dan yang tidak
mendapatkan apa yang akan mereka infakkan, jika mereka ikhlas kepada Allah dan
Rasul-Nya. Tidak ada jalan apa pun untuk (menyalahkan) orang-orang yang berbuat
baik. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.





92





وَّلَا عَلَى الَّذِيْنَ اِذَا مَآ اَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ
قُلْتَ لَآ اَجِدُ مَآ اَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ ۖتَوَلَّوْا وَّاَعْيُنُهُمْ
تَفِيْضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا اَلَّا يَجِدُوْا مَا يُنْفِقُوْنَۗ





Wa lā ‘alal-lażīna iżā
mā atauka lita
milahum qulta lā ajidu mā amilukum ‘alaih(i), tawallau wa a‘yunuhum tafīu minad dam‘i azanan allā yajidū mā yunfiqūn(a).



Tidak (ada dosa) pula
bagi orang-orang yang ketika datang kepadamu (Nabi Muhammad) agar engkau
menyediakan kendaraan kepada mereka, lalu engkau berkata, “Aku tidak
mendapatkan kendaraan untuk membawamu.” Mereka pergi dengan bercucuran air mata
karena sedih sebab tidak mendapatkan apa yang akan mereka infakkan (untuk ikut
berperang).





93





۞ اِنَّمَا السَّبِيْلُ عَلَى الَّذِيْنَ يَسْتَأْذِنُوْنَكَ
وَهُمْ اَغْنِيَاۤءُۚ رَضُوْا بِاَنْ يَّكُوْنُوْا مَعَ الْخَوَالِفِۙ وَطَبَعَ
اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ ۔





Innamas-sabīlu
‘alal-lażīna yasta'żinūnaka wa hum agniyā'(u), ra
ū bi'ay yakūnū ma‘al-khawālif(i),
wa
aba‘allāhu ‘alā qulūbihim fahum lā ya‘lamūn(a).



Sesungguhnya
satu-satunya celah (untuk menyalahkan) adalah kepada orang-orang yang meminta
izin kepadamu (untuk tidak ikut berperang), padahal mereka orang mampu. Mereka
rida berada bersama orang-orang yang tidak ikut berperang. Allah telah mengunci
hati mereka sehingga mereka tidak mengetahui.





94





يَعْتَذِرُوْنَ اِلَيْكُمْ اِذَا رَجَعْتُمْ اِلَيْهِمْ ۗ قُلْ
لَّا تَعْتَذِرُوْا لَنْ نُّؤْمِنَ لَكُمْ قَدْ نَبَّاَنَا اللّٰهُ مِنْ
اَخْبَارِكُمْ وَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى
عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ





Ya‘tażirūna ilaikum
iżā raja‘tum ilaihim, qul lā ta‘tażirū lan nu'mina lakum qad nabba'anallāhu min
akhbārikum wa sayarallāhu ‘amalakum wa rasūluhū
umma turaddūna ilā ‘ālimil-gaibi
wasy-syahādati fa yunabbi'ukum bimā kuntum ta‘malūn(a).



Mereka (orang-orang
munafik yang tidak ikut berperang) akan membuat-buat alasan kepadamu ketika
kamu telah pulang kepada mereka. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Janganlah kamu
membuat-buat alasan. Kami tidak percaya lagi kepadamu. Sungguh, Allah telah
memberitahukan kepada kami sebagian berita (tentang) kamu. Allah akan melihat
pekerjaanmu, (demikian pula) Rasul-Nya. Kemudian, kamu dikembalikan kepada
(Allah) Yang Maha Mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, lalu Dia
memberitakan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan.”





95





سَيَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ لَكُمْ اِذَا انْقَلَبْتُمْ اِلَيْهِمْ
لِتُعْرِضُوْا عَنْهُمْ ۗ فَاَعْرِضُوْا عَنْهُمْ ۗ اِنَّهُمْ رِجْسٌۙ
وَّمَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ جَزَاۤءً ۢبِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ





Sayalifūna billāhi lakum iżanqalabtum ilaihim litu‘riū ‘anhum, fa a‘riū ‘anhum, innahum
rijs(un), wa ma'wāhum jahannamu jazā'am bimā kānū yaksibūn(a).



Mereka akan bersumpah
kepadamu dengan (nama) Allah ketika kamu kembali kepada mereka agar kamu
berpaling dari mereka. Maka, berpalinglah dari mereka. Sesungguhnya mereka
(berjiwa) kotor dan tempat mereka (neraka) Jahanam sebagai balasan atas apa
yang selama ini mereka kerjakan.





96





يَحْلِفُوْنَ لَكُمْ لِتَرْضَوْا عَنْهُمْ ۚفَاِنْ تَرْضَوْا
عَنْهُمْ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يَرْضٰى عَنِ الْقَوْمِ الْفٰسِقِيْنَ





Yalifūna lakum litarau ‘anhum, fa in tarau ‘anhum fa innallāha lā yarā ‘anil-qaumil-fāsiqīn(a).



Mereka akan bersumpah
kepadamu agar kamu rida kepada mereka. Namun, sekalipun kamu rida kepada
mereka, sesungguhnya Allah tidak akan rida kepada kaum yang fasik.





97





اَلْاَعْرَابُ اَشَدُّ كُفْرًا وَّنِفَاقًا وَّاَجْدَرُ اَلَّا
يَعْلَمُوْا حُدُوْدَ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ عَلٰى رَسُوْلِهٖ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ
حَكِيْمٌ





Al-a‘rābu asyaddu
kufraw wa nifāqaw wa ajdaru allā ya‘lamū
udūda mā anzalallāhu ‘alā
rasūlih(ī), wallāhu ‘alīmun
akīm(un).



Orang-orang Arab Badui
lebih kuat kekufuran dan kemunafikannya, serta sangat wajar tidak mengetahui
batas-batas (ketentuan) yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.





98





وَمِنَ الْاَعْرَابِ مَنْ يَّتَّخِذُ مَا يُنْفِقُ مَغْرَمًا
وَّيَتَرَبَّصُ بِكُمُ الدَّوَاۤىِٕرَ ۗعَلَيْهِمْ دَاۤىِٕرَةُ السَّوْءِ
ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ





Wa minal-a‘rābi may
yattakhiżu mā yunfiqu magramaw wa yatarabba
u bikumud-dawā'ir(a), ‘alaihim
dā'iratus-sau'(i), wallāhu samī‘un ‘alīm(un).



Di antara orang-orang
Arab Badui ada yang memandang apa yang diinfakkannya (di jalan Allah) sebagai
suatu kerugian dan menunggu mara bahaya menimpamu. Merekalah yang pasti akan
ditimpa giliran (azab) yang buruk. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.





99





وَمِنَ الْاَعْرَابِ مَنْ يُّؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ
الْاٰخِرِ وَيَتَّخِذُ مَا يُنْفِقُ قُرُبٰتٍ عِنْدَ اللّٰهِ وَصَلَوٰتِ
الرَّسُوْلِ ۗ اَلَآ اِنَّهَا قُرْبَةٌ لَّهُمْ ۗ سَيُدْخِلُهُمُ اللّٰهُ فِيْ
رَحْمَتِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ





Wa minal-a‘rābi may
yu'minu billāhi wal-yaumil-ākhiri wa yattakhiżu mā yunfiqu qurubātin ‘indallāhi
wa
alawātir-rasūl(i), alā innahā qurbatul lahum,
sayudkhiluhumullāhu fī ra
matih(ī), innallāha gafūrur raīm(un).



Di antara orang-orang
Arab Badui ada yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Dia memandang apa
yang diinfakkannya (di jalan Allah) sebagai (sarana) mendekatkan diri kepada
Allah dan (sarana untuk memperoleh) doa-doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya
(infak) itu (suatu sarana) bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah).
Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga)-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.





100





وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ
وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ
عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا
الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ





Was-sābiqūnal-awwalūna
minal-muhājirīna wal-an
āri wal-lażīnattaba‘ūhum bi'isān(in), raiyallāhu ‘anhum wa raū ‘anhu wa a‘adda lahum jannātin tajrī tatahal-anhāru khālidīna fīhā abadā(n), żālikal-fauzul-‘aīm(u).



Orang-orang yang
terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin
dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada
mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga
yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.





101





وَمِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِّنَ الْاَعْرَابِ مُنٰفِقُوْنَ ۗوَمِنْ
اَهْلِ الْمَدِيْنَةِ مَرَدُوْا عَلَى النِّفَاقِۗ لَا تَعْلَمُهُمْۗ نَحْنُ
نَعْلَمُهُمْۗ سَنُعَذِّبُهُمْ مَّرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّوْنَ اِلٰى عَذَابٍ
عَظِيْمٍ ۚ





Wa mimman aulakum minal-a‘rābi munāfiqūn(a),wa min ahlil-madīnati maradū
‘alan nifāq(i), lā ta‘lamuhum, na
nu na‘lamuhum, sanu‘ażżibuhum
marrataini
umma yuraddūna ilā ‘ażābin ‘aīm(in).



Di antara orang-orang
Arab Badui yang (tinggal) di sekitarmu ada orang-orang munafik. (Demikian pula)
di antara penduduk Madinah (ada juga orang-orang munafik), mereka keterlaluan
dalam kemunafikannya. Engkau (Nabi Muhammad) tidak mengetahui mereka, tetapi
Kami mengetahuinya. Mereka akan Kami siksa dua kali,
331) kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.



Catatan
Kaki



331) Kali pertama, mereka kalah dari Nabi Muhammad
saw. dan umat Islam; dan kali kedua, kemunafikan mereka diungkap oleh Allah
Swt. Bisa juga diartikan bahwa azab yang pertama adalah azab dunia dan yang
kedua adalah azab kubur, karena ayat ini ditutup dengan penegasan adanya azab
akhirat (
umma yuraddūna ilā ‘ażābin ‘aīm).





102





وَاٰخَرُوْنَ اعْتَرَفُوْا بِذُنُوْبِهِمْ خَلَطُوْا عَمَلًا
صَالِحًا وَّاٰخَرَ سَيِّئًاۗ عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّتُوْبَ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ
اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ





Wa ākharūna‘tarafū
biżunūbihim khala
ū ‘amalan āliaw wa ākhara sayyi'ā(n), ‘asallāhu ay yatūba ‘alaihim, innallāha
gafūrur ra
īm(un).



(Ada
pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosanya. Mereka mencampuradukkan amal
yang baik dengan amal lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima tobatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.





103





خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ
بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ
عَلِيْمٌ





Khuż min amwālihim adaqatan tuahhiruhum wa tuzakkīhim bihā wa alli ‘alaihim, inna alātaka sakanul lahum,
wallāhu samī‘un ‘alīm(un).



Ambillah zakat dari
harta mereka (guna) menyucikan
332) dan membersihkan
mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi
mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.



Catatan
Kaki



332) Zakat membersihkan mereka dari kekikiran dan
cinta yang berlebihan terhadap harta.





104





اَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ
عِبَادِهٖ وَيَأْخُذُ الصَّدَقٰتِ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ





Alam ya‘lamū annallāha
huwa yaqbalut-taubata ‘an ‘ibādihī wa ya'khużu
-adaqāti wa annallāha huwat-tawwābur-raīm(u).



Tidakkah mereka
mengetahui bahwa Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya dan menerima zakat(-nya),
dan bahwa Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang?





105





وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ
وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ





Wa quli‘malū fa
sayarallāhu ‘amalakum wa rasūluhū wal-mu'minūn(a), wa saturaddūna ilā
‘ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi'ukum bimā kuntum ta‘malūn(a).



Katakanlah (Nabi
Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang
gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama
ini kamu kerjakan.”





106





وَاٰخَرُوْنَ مُرْجَوْنَ لِاَمْرِ اللّٰهِ اِمَّا يُعَذِّبُهُمْ
وَاِمَّا يَتُوْبُ عَلَيْهِمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ





Wa ākharūna murjaunal
li'amrillāhi immā yu‘ażżibuhum wa immā yatūbu ‘alaihim, wallāhu ‘alīmun
akīm(un).



Ada (pula) orang-orang
lain yang ditangguhkan (balasannya) menunggu keputusan Allah. Mungkin Dia akan
mengazab mereka dan mungkin Dia akan menerima tobat mereka. Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.





107





وَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَّكُفْرًا
وَّتَفْرِيْقًاۢ بَيْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَاِرْصَادًا لِّمَنْ حَارَبَ اللّٰهَ
وَرَسُوْلَهٗ مِنْ قَبْلُ ۗوَلَيَحْلِفُنَّ اِنْ اَرَدْنَآ اِلَّا الْحُسْنٰىۗ
وَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ





Wal-lażīnattakhażū
masjidan
irāraw wa kufraw wa tafrīqam bainal-mu'minīna
wa ir
ādal liman āraballāha wa rasūlahū
min qabl(u), wa laya
lifunna in aradnā illal-usnā, wallāhu yasyhadu innahum lakāżibūn(a).



(Di
antara orang-orang munafik itu) ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan
bencana (pada orang-orang yang beriman), (menyebabkan) kekufuran, memecah belah
di antara orang-orang mukmin, dan menunggu kedatangan orang-orang yang sebelumnya
telah memerangi Allah dan Rasul-Nya.
333) Mereka dengan
pasti bersumpah, “Kami hanya menghendaki kebaikan.” Allah bersaksi bahwa
sesungguhnya mereka itu benar-benar pendusta (dalam sumpahnya).



Catatan
Kaki



333) Yang dimaksud dengan orang yang sebelumnya
telah memerangi Allah Swt. dan Rasul-Nya adalah seorang pendeta Nasrani bernama
Abu ‘Amir yang mereka tunggu-tunggu kedatangannya dari Syam untuk melaksanakan
salat di masjid yang mereka dirikan, serta membawa tentara Romawi yang akan
memerangi kaum muslim. Akan tetapi, Abu ‘Amir ini tidak jadi datang karena ia
mati di Syam. Masjid yang didirikan kaum munafik itu dirobohkan atas perintah
Rasulullah saw. berdasarkan wahyu yang diterimanya setelah kembali dari Perang
Tabuk.





108





لَا تَقُمْ فِيْهِ اَبَدًاۗ لَمَسْجِدٌ اُسِّسَ عَلَى التَّقْوٰى
مِنْ اَوَّلِ يَوْمٍ اَحَقُّ اَنْ تَقُوْمَ فِيْهِۗ فِيْهِ رِجَالٌ يُّحِبُّوْنَ
اَنْ يَّتَطَهَّرُوْاۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِيْنَ





Lā taqum fīhi
abadā(n), lamasjidun ussisa ‘alat-taqwā min awwali yaumin a
aqqu an taqūma fīh(i), fīhi rijāluy yuibbūna ay yataahharū, wallāhu yuibbul-muṭṭahhirīn(a).



Janganlah engkau
melaksanakan salat di dalamnya (masjid itu) selama-lamanya. Sungguh, masjid
yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih berhak engkau
melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang gemar
membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri.





109





اَفَمَنْ اَسَّسَ بُنْيَانَهٗ عَلٰى تَقْوٰى مِنَ اللّٰهِ
وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ اَمْ مَّنْ اَسَّسَ بُنْيَانَهٗ عَلٰى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ
فَانْهَارَ بِهٖ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ
الظّٰلِمِيْنَ





Afaman assasa
bun-yānahū ‘alā taqwā minallāhi wa ri
wānin khairun am man
assasa bun-yānahū ‘alā syafā jurufin hārin fanhāra bihī fī nāri jahannam(a),
wallāhu lā yahdil-qauma
-ālimīn(a).



Maka, apakah
orang-orang yang mendirikan bangunannya (masjid) atas dasar takwa kepada Allah
dan rida(-Nya) itu lebih baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya
di sisi tepian jurang yang nyaris runtuh, lalu (bangunan) itu roboh
bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahanam? Allah tidak memberi petunjuk
kepada kaum yang zalim.





110





لَا يَزَالُ بُنْيَانُهُمُ الَّذِيْ بَنَوْا رِيْبَةً فِيْ
قُلُوْبِهِمْ اِلَّآ اَنْ تَقَطَّعَ قُلُوْبُهُمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ ࣖ





Lā yazālu
bun-yānuhumul-lażī banau rībatan fī qulūbihim illā an taqa
ṭṭa‘a qulūbuhum, wallāhu ‘alīmun akīm(un).



Bangunan yang mereka
dirikan itu senantiasa menjadi penyebab keraguan (kemunafikan) dalam hati
mereka sampai hati mereka terpotong-potong.
334) Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.



Catatan
Kaki



334) Maksudnya, sampai mereka mati atau tidak
dapat bertobat lagi.





111





۞ اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ
وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ
فَيَقْتُلُوْنَ وَيُقْتَلُوْنَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰىةِ
وَالْاِنْجِيْلِ وَالْقُرْاٰنِۗ وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ
فَاسْتَبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖۗ وَذٰلِكَ هُوَ
الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ





Innallāhasytarā
minal-mu'minīna anfusahum wa amwālahum bi'anna lahumul-jannah(ta), yuqātilūna
fī sabīlillāhi fa yaqtulūna wa yuqtalūna wa‘dan ‘alaihi
aqqan fit-taurāti wal-injīli wal-qur'ān(i), wa man aufā bi‘ahdihī
minallāhi fastabsyirū bibai‘ikumul-lażī bāya‘tum bih(ī), wa żālika
huwal-fauzul-‘a
īm(u).



Sesungguhnya Allah
membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan surga yang Allah
peruntukkan bagi mereka. Mereka berperang di jalan Allah sehingga mereka
membunuh atau terbunuh. (Demikian ini adalah) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Siapakah yang lebih menepati janjinya
daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan
itu. Demikian itulah kemenangan yang agung.





112





اَلتَّاۤىِٕبُوْنَ الْعٰبِدُوْنَ الْحٰمِدُوْنَ السَّاۤىِٕحُوْنَ
الرّٰكِعُوْنَ السّٰجِدُوْنَ الْاٰمِرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّاهُوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَالْحٰفِظُوْنَ لِحُدُوْدِ اللّٰهِ ۗوَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ





At tā'ibūnal-‘ābidul-āmidūnas-sā'iūnar-rāki‘ūnas-sājidūnal-āmirūna bil-ma‘rūfi
wan-nāhūna ‘anil-munkari wal-
āfiūna liudūdillāh(i), wa basysyiril-mu'minīn(a).



(Mereka
itulah) orang-orang yang bertobat, beribadah, memuji (Allah), mengembara (demi
ilmu dan agama),
335) rukuk dan sujud, menyuruh berbuat makruf
dan mencegah berbuat mungkar, serta memelihara hukum-hukum Allah. Sampaikan
kabar gembira kepada orang-orang yang beriman.



Catatan
Kaki



335) Menurut sebagian mufasir, termasuk golongan
ini adalah mereka yang berpuasa.





113





مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ
يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْٓا اُولِيْ قُرْبٰى مِنْۢ بَعْدِ
مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ





Mā kāna lin-nabiyyi
wal-lażīna āmanū ay yastagfirū lil-musyrikīna wa lau kānū ulī qurbā mim ba‘di
mā tabayyana lahum annahum a
ṣḥābul-jaīm(i).



Tidak ada hak bagi
Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi
orang-orang musyrik sekalipun mereka ini kerabat(-nya), setelah jelas baginya
bahwa sesungguhnya mereka adalah penghuni (neraka) Jahim.





114





وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ اِلَّا عَنْ
مَّوْعِدَةٍ وَّعَدَهَآ اِيَّاهُۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗٓ اَنَّهٗ عَدُوٌّ
لِّلّٰهِ تَبَرَّاَ مِنْهُۗ اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ لَاَوَّاهٌ حَلِيْمٌ





Wa mā kānastigfāru
ibrāhīma li'abīhi illā ‘am mau‘idatiw wa‘adahā iyyāh(u), falammā tabayyana lahū
annahū ‘aduwwul lillāhi tabarra'a minh(u), inna ibrāhīma la'awwāhun
alīm(un).



Adapun permohonan
ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya,
336) tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah dia
ikrarkan kepadanya. Maka, ketika jelas baginya (Ibrahim) bahwa dia (bapaknya)
adalah musuh Allah, dia (Ibrahim) berlepas diri darinya. Sesungguhnya Ibrahim
benar-benar seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.



Catatan
Kaki



336) Permohonan ampunan Nabi Ibrahim a.s. untuk
bapaknya antara lain terdapat dalam surah Ibrāhīm (14): 41 dan Maryam (19): 47.





115





وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِلَّ قَوْمًاۢ بَعْدَ اِذْ هَدٰىهُمْ
حَتّٰى يُبَيِّنَ لَهُمْ مَّا يَتَّقُوْنَۗ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ





Wa mā kānallāhu liyuilla qaumam ba‘da iż hadāhum attā yubayyina lahum mā
yattaqūn(a), innallāha bikulli syai'in ‘alīm(un).



Allah sekali-kali
tidak akan menyesatkan suatu kaum setelah Dia memberinya petunjuk sampai Dia
menjelaskan kepadanya apa yang harus mereka jauhi.
337) Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.



Catatan
Kaki



337) Seorang hamba tidak akan diazab oleh Allah
Swt. semata-mata karena kesesatannya, kecuali jika hamba itu melanggar
perintah-perintah yang sudah dijelaskan.





116





اِنَّ اللّٰهَ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يُحْيٖ
وَيُمِيْتُۗ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ





Innallāha lahū
mulkus-samāwāti wal-ar
(i), yuyī wa yumīt(u), wa mā
lakum min dūnillāhi miw waliyyiw wa lā na
īr(in).



Sesungguhnya hanya
milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Tidak ada
pelindung dan penolong bagimu selain Allah.





117





لَقَدْ تَّابَ اللّٰهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهٰجِرِيْنَ
وَالْاَنْصَارِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ فِيْ سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِنْۢ بَعْدِ
مَا كَادَ يَزِيْغُ قُلُوْبُ فَرِيْقٍ مِّنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْۗ اِنَّهٗ
بِهِمْ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ۙ





Laqat tāballāhu
‘alan-nabiyyi wal-muhājirīna wal-an
āril-lażīnattaba‘ūhu fī
sā‘atil-‘usrati mim ba‘di mā kāda yazīgu qulūbu farīqim minhum
umma tāba ‘alaihim, innahū bihim ra'ūfur raīm(un).



Sungguh, Allah
benar-benar telah menerima tobat Nabi serta orang-orang Muhajirin dan
orang-orang Ansar yang mengikutinya pada masa-masa sulit setelah hati
sekelompok dari mereka hampir berpaling (namun) kemudian Allah menerima tobat
mereka. Sesungguhnya Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka.





118





وَّعَلَى الثَّلٰثَةِ الَّذِيْنَ خُلِّفُوْاۗ حَتّٰٓى اِذَا
ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ اَنْفُسُهُمْ
وَظَنُّوْٓا اَنْ لَّا مَلْجَاَ مِنَ اللّٰهِ اِلَّآ اِلَيْهِۗ ثُمَّ تَابَ
عَلَيْهِمْ لِيَتُوْبُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ࣖ





Wa ‘ala-alāatil-lażīna khullifū, attā iżā āqat ‘alaihimul-aru bimā raubat wa āqat ‘alaihim
anfusuhum wa
annū allā malja'a minallāhi illā ilaih(i), umma tāba ‘alaihim liyatūbū, innallāha huwat-tawwābur-raīm(u).



Terhadap tiga orang338) yang ditinggalkan (dan ditangguhkan penerimaan tobatnya)
hingga ketika bumi terasa sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas, dan jiwa
mereka pun (terasa) sempit bagi mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa
tidak ada tempat lari dari (siksaan) Allah melainkan kepada-Nya saja, kemudian
(setelah itu semua) Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam
tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.



Catatan
Kaki



338) Ketiga orang itu adalah Ka‘b bin Malik, Hilal
bin Umayyah, dan Mararah bin Rabi‘. Mereka disalahkan karena tidak mau ikut
serta dalam Perang Tabuk.





119





يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا
مَعَ الصّٰدِقِيْنَ





Yā ayyuhal-lażīna
āmanuttaqullāha wa kūnū ma‘a
-ādiqīn(a).



Wahai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!





120





مَا كَانَ لِاَهْلِ الْمَدِيْنَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِّنَ
الْاَعْرَابِ اَنْ يَّتَخَلَّفُوْا عَنْ رَّسُوْلِ اللّٰهِ وَلَا يَرْغَبُوْا
بِاَنْفُسِهِمْ عَنْ نَّفْسِهٖۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ لَا يُصِيْبُهُمْ ظَمَاٌ
وَّلَا نَصَبٌ وَّلَا مَخْمَصَةٌ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا يَطَـُٔوْنَ
مَوْطِئًا يَّغِيْظُ الْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُوْنَ مِنْ عَدُوٍّ نَّيْلًا اِلَّا
كُتِبَ لَهُمْ بِهٖ عَمَلٌ صَالِحٌۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ
الْمُحْسِنِيْنَ





Mā kāna
li'ahlil-madīnati wa man
aulahum minal-a‘rābi ay yatakhallafū ‘ar
rasūlillāhi wa lā yargabū bi'anfusihim ‘an nafsih(ī), żālika bi'annahum lā yu
ībuhum ama'uw wa lā naabuw wa lā makhmaatun fī sabīlillāhi wa lā yaa'ūna maui'ay yagīul-kuffāra wa lā yanālūna min ‘aduwwin nailan
illā kutiba lahum bihī ‘amalun
āli(un), innallāha lā yuī‘u ajral-musinīn(a).



Tidak sepatutnya bagi
penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitar mereka
untuk tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak pantas
(pula) bagi mereka untuk lebih mencintai diri mereka daripada (mencintai)
dirinya (Rasulullah). Yang demikian itu karena mereka tidak ditimpa kehausan,
kepayahan, dan kelaparan di jalan Allah; tidak (pula) menginjak suatu tempat
yang membangkitkan amarah orang-orang kafir; dan tidak menimpakan suatu bencana
kepada musuh, kecuali (semua) itu akan dituliskan bagi mereka sebagai suatu
amal kebajikan. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
berbuat baik.





121





وَلَا يُنْفِقُوْنَ نَفَقَةً صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً وَّلَا
يَقْطَعُوْنَ وَادِيًا اِلَّا كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ اللّٰهُ اَحْسَنَ مَا
كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ





Wa lā yunfiqūna
nafaqatan
agīrataw wa lā kabīrataw wa lā yaqa‘ūna wādiyan illā kutiba lahum liyajziyahumullāhu asana mā kānū ya‘malūn(a).



Tidaklah mereka
memberikan infak, baik yang kecil maupun yang besar, dan tidak (pula) melintasi
suatu lembah (berjihad), kecuali akan dituliskan bagi mereka (sebagai amal
kebajikan) untuk diberi balasan oleh Allah (dengan) yang lebih baik daripada
apa yang selama ini mereka kerjakan.





122





۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا
نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى
الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ
يَحْذَرُوْنَ ࣖ





Wa mā kānal-mu'minūna
liyanfirū kāffah(tan), falau lā nafara min kulli firqatim minhum
ā'ifatul liyatafaqqahū fid-dīni wa liyunżirū qaumahum iżā raja‘ū
ilaihim la‘allahum ya
żarūn(a).



Tidak sepatutnya
orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari
setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk
memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?





123





يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قَاتِلُوا الَّذِيْنَ
يَلُوْنَكُمْ مِّنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوْا فِيْكُمْ غِلْظَةًۗ وَاعْلَمُوْٓا
اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ





Yā ayyuhal-lażīna
āmanū qātilul-lażīna yalūnakum minal-kuffāri wal-yajidū fīkum gil
ah(tan), wa‘lamū annallāha ma‘al-muttaqīn(a).



Wahai orang-orang yang
beriman, perangilah orang-orang kafir
339) di sekitarmu dan
hendaklah mereka merasakan sikap tegas darimu. Ketahuilah bahwa Allah beserta
orang-orang yang bertakwa.



Catatan
Kaki



339) Islam tidak mengajari umat muslim untuk
memerangi orang kafir karena kekufurannya. Izin perang hanya diberikan demi
menghindarkan diri dari segala bentuk kezaliman (dalam rangka membela diri),
seperti jika orang Islam diserang.





124





وَاِذَا مَآ اُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ فَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ
اَيُّكُمْ زَادَتْهُ هٰذِهٖٓ اِيْمَانًاۚ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
فَزَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّهُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَ





Wa iżā mā unzilat
sūratun fa minhum may yaqūlu ayyukum zādathu hāżihī īmānā(n), fa ammal-lażīna
āmanū fa zādathum īmānaw wa hum yastabsyirūn(a).



Apabila diturunkan
suatu surah, di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata, “Siapakah
di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surah ini?” Adapun
(bagi) orang-orang yang beriman, (surah yang turun) ini pasti menambah imannya
dan mereka merasa gembira.





125





وَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ
رِجْسًا اِلٰى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوْا وَهُمْ كٰفِرُوْنَ





Wa ammal-lażīna fī
qulūbihim mara
un fa zādathum rijsan ilā rijsihim wa mātū wa
hum kāfirūn(a).



Adapun (bagi)
orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit,
340) (surah yang turun ini) akan menambah kekufuran mereka yang
telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir.



Catatan
Kaki



340) Penyakit batin pada ayat ini meliputi
kekufuran, kemunafikan, keragu-raguan, dan sebagainya.





126





اَوَلَا يَرَوْنَ اَنَّهُمْ يُفْتَنُوْنَ فِيْ كُلِّ عَامٍ
مَّرَّةً اَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوْبُوْنَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُوْنَ





Awalā yarauna annahum
yuftanūna fī kulli ‘āmim marrataini
umma lā yatūbūna wa lā
hum yażżakkarūn(a).



Tidakkah mereka
(orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali
setiap tahun, tetapi mereka tidak (juga) bertobat dan tidak (pula) mengambil
pelajaran?





127





وَاِذَا مَآ اُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ نَّظَرَ بَعْضُهُمْ اِلٰى
بَعْضٍۗ هَلْ يَرٰىكُمْ مِّنْ اَحَدٍ ثُمَّ انْصَرَفُوْاۗ صَرَفَ اللّٰهُ
قُلُوْبَهُمْ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ





Wa iżā mā unzilat
sūratun na
ara ba‘uhum ilā ba‘(in), hal yarākum min aadin ummanarafū, arafallāhu qulūbahum
bi'annahum qaumul lā yafqahūn(a).



Apabila diturunkan
suatu surah, satu sama lain di antara mereka saling berpandangan (dengan sikap
mengejek sambil berkata), “Adakah seseorang (dari kaum muslim) yang melihat
kamu?” Setelah itu mereka pun pergi. Allah memalingkan hati mereka disebabkan
mereka adalah kaum yang tidak memahami.





128





لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ
مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ





Laqad jā'akum rasūlum
min anfusikum ‘azīzun ‘alaihi mā ‘anittum
arīun ‘alaikum bil-mu'minīna ra'ūfur raīm(un).



Sungguh, benar-benar
telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya
penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.





129





فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا
هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ࣖ





Fa in tawallau faqul asbiyallāhu lā ilāha illā huw(a), ‘alaihi tawakkaltu wa huwa
rabbul-‘arsyil-‘a
īm(i).



Jika mereka berpaling
(dari keimanan), katakanlah (Nabi Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada
tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan pemilik
‘Arasy (singgasana) yang agung.”



 




Audio Surat At-Taubah 1-129



Silahkan Berbagi Fashion: Al-Qur'an Surat At-Taubah 1-129 (Bacaan Lengkap, Arab Latin, Terjemahan dan Audio), Ke Teman Anda Silahkan Klik Share.


Fitur & Koleksi