Al-Qur'an Surat An-Nahl 1-128 (Bacaan Lengkap, Arab Latin, Terjemahan dan Audio)
0LIKE
3LOVE
1WOW

Tap Zoom Image

Download Image

DETAIL




Audio Surat An-Nahl 1-128

1





اَتٰىٓ
اَمْرُ اللّٰهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْهُ ۗسُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ





Atā amrullāhi falā tasta‘jilūh(u),
subḥānahū wa ta‘ālā ‘ammā yusyrikūn(a).



Ketetapan Allah411) pasti
datang. Maka, janganlah kamu meminta agar dipercepat (kedatangan)-nya. Maha
Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.



Catatan Kaki



411) Ketetapan Allah Swt. yang dimaksud adalah hari Kiamat yang
telah diperingatkan kepada orang musyrik.





2





يُنَزِّلُ
الْمَلٰۤىِٕكَةَ بِالرُّوْحِ مِنْ اَمْرِهٖ عَلٰى مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖٓ
اَنْ اَنْذِرُوْٓا اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاتَّقُوْنِ





Yunazzilul-malā'ikata bir-rūḥi min
amrihī ‘alā may yasyā'u min ‘ibādihī an anżirū annahū lā ilāha illā ana
fattaqūn(i).



Dia menurunkan para malaikat membawa
wahyu atas perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya, yaitu (dengan berfirman), “Peringatkanlah (hamba-hamba-Ku)
bahwa tidak ada tuhan selain Aku. Maka, bertakwalah kepada-Ku.”





3





خَلَقَ
السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۗ تَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ





Khalaqas-samāwāti wal-arḍa
bil-ḥaqq(i), ta‘ālā ‘ammā yusyrikūn(a).



Dia menciptakan langit dan bumi
dengan hak. Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.





4





خَلَقَ
الْاِنْسَانَ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ





Khalaqal-insāna min nuṭfatin fa iżā
huwa khaṣīmum mubīn(un).



Dia telah menciptakan manusia dari
mani, lalu ternyata dia menjadi pembantah yang nyata.





5





وَالْاَنْعَامَ
خَلَقَهَا لَكُمْ فِيْهَا دِفْءٌ وَّمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُوْنَ





Wal-an‘āma khalaqahā lakum fīhā
dif'uw wa manāfi‘u wa minhā ta'kulūn(a).



Dia telah menciptakan hewan ternak
untukmu. Padanya (hewan ternak itu) ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai
manfaat, serta sebagian (daging)-nya kamu makan.





6





وَلَكُمْ
فِيْهَا جَمَالٌ حِيْنَ تُرِيْحُوْنَ وَحِيْنَ تَسْرَحُوْنَۖ





Wa lakum fīhā jamālun ḥīna turīḥūna
wa ḥīna tasraḥūn(a).



Kamu memperoleh keindahan padanya
ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika melepaskannya (ke tempat
penggembalaan).





7





وَتَحْمِلُ
اَثْقَالَكُمْ اِلٰى بَلَدٍ لَّمْ تَكُوْنُوْا بٰلِغِيْهِ اِلَّا بِشِقِّ
الْاَنْفُسِۗ اِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌۙ





Wa taḥmilu aṡqālakum ilā baladil lam
takūnū bāligīhi illā bisyiqqil-anfus(i), inna rabbakum lara'ūfur raḥīm(un).



Ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu
negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.





8





وَّالْخَيْلَ
وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيْرَ لِتَرْكَبُوْهَا وَزِيْنَةًۗ وَيَخْلُقُ مَا لَا
تَعْلَمُوْنَ





Wal-khaila wal-bigāla wal-ḥamīra
litarkabūhā wa zīnah(tan), wa yakhluqu mā lā ta‘lamūn(a).



(Dia telah menciptakan) kuda, bagal,412) dan
keledai untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa
yang tidak kamu ketahui.



Catatan Kaki



412) Bagal adalah peranakan kuda dengan keledai.





9





وَعَلَى
اللّٰهِ قَصْدُ السَّبِيْلِ وَمِنْهَا جَاۤىِٕرٌ ۗوَلَوْ شَاۤءَ لَهَدٰىكُمْ
اَجْمَعِيْنَ ࣖ





Wa ‘alallāhi qaṣdus-sabīli wa minhā
jā'ir(un), wa lau syā'a lahadākum ajma‘īn(a).



Allahlah yang menerangkan jalan yang
lurus dan di antaranya ada (jalan) yang menyimpang. Jika Dia menghendaki, tentu
Dia memberi petunjuk kamu semua (ke jalan yang benar).





10





هُوَ
الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لَّكُمْ مِّنْهُ شَرَابٌ وَّمِنْهُ
شَجَرٌ فِيْهِ تُسِيْمُوْنَ





Huwal-lażī anzala minas-samā'i mā'al
lakum minhu syarābuw wa minhu syajarun fīhi tusīmūn(a).



Dialah yang telah menurunkan air
(hujan) dari langit untuk kamu. Sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya
(menyuburkan) tumbuhan yang dengannya kamu menggembalakan ternakmu.





11





يُنْۢبِتُ
لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُوْنَ وَالنَّخِيْلَ وَالْاَعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ
الثَّمَرٰتِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ





Yumbitu lakum bihiz-zar‘a
waz-zaitūna wan-nakhīla wal-a‘nāba wa min kulliṡ-ṡamarāt(i), inna fī żālika
la'āyatal liqaumiy yatafakkarūn(a).



Dengan (air hujan) itu Dia
menumbuhkan untukmu tumbuh-tumbuhan, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.





12





وَسَخَّرَ
لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۙ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۗوَالنُّجُوْمُ
مُسَخَّرٰتٌۢ بِاَمْرِهٖ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَۙ





Wa sakhkhara lakumul-laila
wan-nahār(a), wasy-syamsa wal-qamar(a), wan-nujūmu musakhkharātum bi'amrih(ī),
inna fī żālika la'āyātil liqaumiy ya‘qilūn(a).



Dia menundukkan malam dan siang,
matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan
perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti.





13





وَمَا
ذَرَاَ لَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُخْتَلِفًا اَلْوَانُهٗ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً
لِّقَوْمٍ يَّذَّكَّرُوْنَ





Wa mā żara'a lakum fil-arḍi
mukhtalifan alwānuh(ū), inna fī żālika la'āyatal liqaumiy yażżakkarūn(a).



(Dia juga mengendalikan) apa yang Dia
ciptakan untukmu di bumi ini dengan berbagai jenis dan macam warnanya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.





14





وَهُوَ
الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا
وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ
فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ





Wa huwal-lażī sakhkharal-baḥra
lita'kulū minhu laḥman ṭariyyaw wa tastakhrijū minhu ḥilyatan talbasūnahā, wa
taral-fulka mawākhira fīhi wa litabtagū min faḍlihī wa la‘allakum tasykurūn(a).



Dialah yang menundukkan lautan413) (untukmu)
agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya dan (dari lautan itu)
kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu
berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu
bersyukur.



Catatan Kaki



413) Yang dimaksud lautan di sini adalah perairan yang luas,
baik tawar maupun asin, mencakup laut, danau, dan sungai yang luas.





15





وَاَلْقٰى
فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَاَنْهٰرًا وَّسُبُلًا
لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَۙ





Wa alqā fil-arḍi rawāsiya an tamīda
bikum wa anhāraw wa subulal la‘allakum tahtadūn(a).



Dia memancangkan gunung-gunung di
bumi agar bumi tidak berguncang bersamamu serta (menciptakan) sungai-sungai dan
jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.





16





وَعَلٰمٰتٍۗ
وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُوْنَ





Wa ‘alāmāt(in), wa bin-najmi hum
yahtadūn(a).



(Dia juga menciptakan) tanda-tanda. Dengan
bintang-bintang mereka mendapat petunjuk.





17





اَفَمَنْ
يَّخْلُقُ كَمَنْ لَّا يَخْلُقُۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ





Afamay yakhluqu kamal lā yakhluq(u),
afalā tażakkarūn(a).



Maka, apakah (Zat) yang (dapat)
menciptakan (sesuatu) sama dengan yang tidak (dapat) menciptakan? Apakah kamu
tidak mengambil pelajaran?





18





وَاِنْ
تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ





Wa in ta‘uddū ni‘matallāhi lā
tuḥṣūhā, innallāha lagafūrur raḥīm(un).



Jika kamu menghitung nikmat Allah,
niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.





19





وَاللّٰهُ
يَعْلَمُ مَا تُسِرُّوْنَ وَمَا تُعْلِنُوْنَ





Wallāhu ya‘lamu mā tusirrūna wa mā
tu‘linūn(a).



Allah mengetahui apa yang kamu
rahasiakan dan apa yang kamu tampakkan.





20





وَالَّذِيْنَ
يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَا يَخْلُقُوْنَ شَيْـًٔا وَّهُمْ يُخْلَقُوْنَۗ





Wal-lażīna yad‘ūna min dūnillāhi lā
yakhluqūna syai'aw wa hum yukhlaqūn(a).



(Berhala-berhala) yang mereka seru selain
Allah tidak dapat menciptakan sesuatu apa pun, bahkan berhala-berhala itu
(sendiri) diciptakan (oleh manusia).





21





اَمْوَاتٌ
غَيْرُ اَحْيَاۤءٍ ۗوَمَا يَشْعُرُوْنَۙ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ ࣖ





Amwātun gairu aḥyā'(in), wa mā
yasy‘urūna ayyāna yub‘aṡūn(a).



(Berhala-berhala itu benda) mati, tidak
hidup, dan tidak mengetahui kapankah mereka (penyembahnya) dibangkitkan.





22





اِلٰهُكُمْ
اِلٰهٌ وَّاحِدٌ ۚفَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ قُلُوْبُهُمْ
مُّنْكِرَةٌ وَّهُمْ مُّسْتَكْبِرُوْنَ





Ilāhukum ilāhuw wāḥid(un),
fal-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati qulūbuhum munkiratuw wa hum
mustakbirūn(a).



Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Maka, orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat hatinya mengingkari
(keesaan Allah). Mereka adalah orang-orang yang sombong.





23





لَا
جَرَمَ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ ۗاِنَّهٗ لَا
يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِيْنَ





Lā jarama annallāha ya‘lamu mā
yusirrūna wa mā yu‘linūn(a), innahū lā yuḥibbul-mustakbirīn(a).



Tidak diragukan lagi bahwa Allah
mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka tampakkan.
Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang sombong.





24





وَاِذَا
قِيْلَ لَهُمْ مَّاذَآ اَنْزَلَ رَبُّكُمْ ۙقَالُوْٓا اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ





Wa iżā qīla lahum māżā anzala
rabbukum, qālū asāṭīrul-awwalīn(a).



Apabila dikatakan kepada mereka,
“Apa yang telah Tuhanmu turunkan?” Mereka menjawab, “Dongeng-dongeng orang
terdahulu.”





25





لِيَحْمِلُوْٓا
اَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَّوْمَ الْقِيٰمَةِ ۙوَمِنْ اَوْزَارِ الَّذِيْنَ
يُضِلُّوْنَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَزِرُوْنَ ࣖ





Liyaḥmilū auzārahum kāmilatay
yaumal-qiyāmah(ti), wa min auzāril-lażīna yuḍillūnahum bigairi ‘ilm(in), alā
sā'a mā yazirūn(a).



(Ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari
Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara utuh dan sebagian dosa orang-orang
yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah,
alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul.





26





قَدْ
مَكَرَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَاَتَى اللّٰهُ بُنْيَانَهُمْ مِّنَ
الْقَوَاعِدِ فَخَرَّ عَلَيْهِمُ السَّقْفُ مِنْ فَوْقِهِمْ وَاَتٰىهُمُ
الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُوْنَ





Qad makaral-lażīna min qablihim fa
atallāhu bun-yānahum minal-qawā‘idi fa kharra ‘alaihimus-saqfu min fauqihim wa
atāhumul-‘ażābu min ḥaiṡu lā yasy‘urūn(a).



Sungguh, orang-orang sebelum mereka
telah mengadakan tipu daya. Maka, Allah menghancurkan rumah-rumah mereka mulai
dari fondasinya, lalu atapnya jatuh menimpa mereka dari atas. Azab itu datang
kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari.





27





ثُمَّ
يَوْمَ الْقِيٰمَةِ يُخْزِيْهِمْ وَيَقُوْلُ اَيْنَ شُرَكَاۤءِيَ الَّذِيْنَ
كُنْتُمْ تُشَاۤقُّوْنَ فِيْهِمْ ۗقَالَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ اِنَّ
الْخِزْيَ الْيَوْمَ وَالسُّوْۤءَ عَلَى الْكٰفِرِيْنَۙ





Ṡumma yaumal-qiyāmati yukhzīhim wa
yaqūlu aina syurakā'iyal-lażīna kuntum tusyāqqūna fīhim, qālal-lażīna
ūtul-‘ilma innal-khizyal-yauma was-sū'a ‘alal-kāfirīn(a).



Pada hari Kiamat Dia kemudian
menghinakan mereka dan berfirman, “Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena
membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang yang beriman)?”
Orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Sesungguhnya kehinaan dan azab pada
hari ini ditimpakan kepada orang-orang kafir.





28





الَّذِيْنَ
تَتَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ ۖفَاَلْقَوُا السَّلَمَ
مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوْۤءٍ ۗبَلٰىٓ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌۢ بِمَا كُنْتُمْ
تَعْمَلُوْنَ





Allażīna tatawaffāhumul-malā'ikatu
ẓālimī anfusihim, fa alqawus-salama mā kunnā na‘malu min sū'(in), balā
innallāha ‘alīmum bimā kuntum ta‘malūn(a).



(yaitu) orang yang dicabut nyawanya oleh
malaikat dalam keadaan (berbuat) zalim kepada diri sendiri, lalu mereka
menyerahkan diri (sambil berkata), “Kami tidak pernah mengerjakan suatu
kejahatan pun.” (Malaikat menjawab,) “Pernah! Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan.”





29





فَادْخُلُوْٓا
اَبْوَابَ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗفَلَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِيْنَ





Fadkhulū abwāba jahannama khālidīna
fīhā, fa labi'sa maṡwal-mutakabbirīn(a).



Maka, masukilah pintu-pintu (neraka)
Jahanam. Kamu kekal di dalamnya. Itulah seburuk-buruk tempat (bagi) orang yang
menyombongkan diri.





30





۞
وَقِيْلَ لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْا مَاذَآ اَنْزَلَ رَبُّكُمْ ۗقَالُوْا خَيْرًا
ۚلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَلَدَارُ الْاٰخِرَةِ
خَيْرٌ ۗوَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِيْنَۙ





Wa qīla lil-lażīnattaqau māżā anzala
rabbukum, qālū khairā(n), lil-lażīna aḥsanū fī hāżihid-dun-yā ḥasanah(tun), wa
ladārul-ākhirati khair(un), wa lani‘ma dārul-muttaqīn(a).



Kemudian, dikatakan kepada orang
yang bertakwa, “Apa yang telah Tuhanmu turunkan?” Mereka menjawab, “Kebaikan.”
Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (balasan) yang baik.
Sungguh, negeri akhirat pasti lebih baik. Itulah sebaik-baik tempat (bagi)
orang-orang yang bertakwa,





31





جَنّٰتُ
عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ لَهُمْ فِيْهَا مَا
يَشَاۤءُوْنَ ۗ كَذٰلِكَ يَجْزِى اللّٰهُ الْمُتَّقِيْنَۙ





Jannātu ‘adniy yadkhulūnahā tajrī
min taḥtihal-anhāru lahum fīhā mā yasyā'ūn(a), każālika
yajzillāhul-muttaqīn(a).



(yaitu) surga-surga ‘Adn yang mereka
masuki. Sungai-sungai mengalir di bawahnya. Di dalam (surga) itu mereka
mendapat segala yang mereka inginkan. Demikianlah Allah memberi balasan kepada
orang-orang yang bertakwa.





32





الَّذِيْنَ
تَتَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ طَيِّبِيْنَ ۙيَقُوْلُوْنَ سَلٰمٌ عَلَيْكُمُ
ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ





Allażīna tatawafāhumul-malā'ikatu
ṭayyibīn(a), yaqūlūna salāmun ‘alaikumudkhulul-jannata bimā kuntum ta‘malūn(a).



(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan oleh
malaikat dalam keadaan baik.
414) Mereka (para malaikat)
mengatakan, “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu). Masuklah
ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan.”



Catatan Kaki



414) Maksudnya adalah wafat dalam keadaan suci dari kekufuran
dan kemaksiatan atau dapat juga berarti mereka wafat dalam keadaan senang
karena ada berita gembira dari malaikat bahwa mereka akan masuk surga.





33





هَلْ
يَنْظُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَوْ يَأْتِيَ اَمْرُ
رَبِّكَ ۗ كَذٰلِكَ فَعَلَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۗوَمَا ظَلَمَهُمُ اللّٰهُ
وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ





Hal yanẓurūna illā an ta'tiyahumul-malā'ikatu
au ya'tiya amru rabbik(a), każālika fa‘alal-lażīna min qablihim, wa mā
ẓalamahumullāhu wa lākin kānū anfusahum yaẓlimūn(a).



Adakah yang mereka (orang kafir)
tunggu selain kedatangan para malaikat kepadanya
415) atau
perintah Tuhanmu?
416) Demikianlah orang-orang (kafir) sebelumnya berbuat.
Allah tidak menzalimi mereka, justru merekalah yang (selalu) menzalimi diri
mereka sendiri.



Catatan Kaki



415) Maksudnya adalah kedatangan malaikat untuk mencabut nyawa
mereka. 416) Maksudnya adalah kedatangan azab
dari Allah Swt. untuk memusnahkan mereka.





34





فَاَصَابَهُمْ
سَيِّاٰتُ مَا عَمِلُوْا وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ





Fa aṣābahum sayyi'ātu mā ‘amilū wa
ḥāqa bihim mā kānū bihī yastahzi'ūn(a).



Maka, mereka ditimpa azab (akibat)
perbuatan mereka dan diliputi oleh azab yang dahulu mereka selalu
perolok-olokkan.





35





وَقَالَ
الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا لَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُوْنِهٖ مِنْ
شَيْءٍ نَّحْنُ وَلَآ اٰبَاۤؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ دُوْنِهٖ مِنْ شَيْءٍ ۗ
كَذٰلِكَ فَعَلَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚفَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ اِلَّا
الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ





Wa qālal-lażīna asyrakū lau
syā'allāhu mā ‘abadnā min dūnihī min syai'in naḥnu wa lā ābā'unā wa lā ḥarramnā
min dūnihī min syai'(in), każālika fa‘alal-lażīna min qablihim, fahal
‘alar-rusuli illal-balāgul-mubīn(u).



Orang-orang yang musyrik berkata,
“Seandainya Allah menghendaki, niscaya kami dan nenek moyang kami tidak akan
menyembah sesuatu apa pun selain-Nya dan tidak (pula) mengharamkan sesuatu pun
tanpa (ketetapan)-Nya.” Demikianlah orang-orang (kafir) sebelumnya berbuat.
Bukankah kewajiban para rasul hanya menyampaikan (amanat Allah) dengan jelas?





36





وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ
الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ
الْمُكَذِّبِيْنَ





Wa laqad ba‘aṡnā fī kulli ummatir
rasūlan ani‘budullāha wajtanibuṭ-ṭāgūt(a), fa minhum man hadallāhu wa minhum
man ḥaqqat ‘alaihiḍ-ḍalālah(tu), fa sīrū fil-arḍi fanẓurū kaifa kāna
‘āqibatul-mukażżibīn(a).



Sungguh, Kami telah mengutus seorang
rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah dan jauhilah
tagut!” Di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang
ditetapkan dalam kesesatan.
417) Maka, berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).



Catatan Kaki



417) Lihat catatan kaki surah al-Baqarah (2): 26.





37





اِنْ
تَحْرِصْ عَلٰى هُدٰىهُمْ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ يُّضِلُّ وَمَا
لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ





In taḥriṣ ‘alā hudāhum fa innallāha
lā yahdī may yuḍillu wa mā lahum min nāṣirīn(a).



Jika engkau (Nabi Muhammad) berusaha
keras untuk memberi mereka petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak akan memberi
petunjuk kepada orang yang telah Dia sesatkan dan mereka tidak mempunyai
penolong.





38





وَاَقْسَمُوْا
بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْۙ لَا يَبْعَثُ اللّٰهُ مَنْ يَّمُوْتُۗ بَلٰى
وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ





Wa aqsamū billāhi jahda aimānihim,
lā yab‘aṡullāhu may yamūt(u), balā wa‘dan ‘alaihi ḥaqqaw wa lākinna
akṡaran-nāsi lā ya‘lamūn(a).



Mereka sungguh-sungguh bersumpah
dengan (nama) Allah, “Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.” Bukan
demikian (justru Allah pasti akan membangkitkannya). (Yang demikian ini) adalah
janji yang pasti Dia penuhi, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,





39





لِيُبَيِّنَ
لَهُمُ الَّذِيْ يَخْتَلِفُوْنَ فِيْهِ وَلِيَعْلَمَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا
اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰذِبِيْنَ





Liyubayyina lahumul-lażī
yakhtalifūna fīhi wa liya‘lamal-lażīna kafarū annahum kānū-kāżibīn(a).



supaya Dia menjelaskan kepada mereka
apa yang mereka perselisihkan, dan supaya orang-orang yang kufur mengetahui
bahwa mereka adalah para pendusta.





40





اِنَّمَا
قَوْلُنَا لِشَيْءٍ اِذَآ اَرَدْنٰهُ اَنْ نَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ࣖ





Innamā qaulunā lisyai'in iżā
aradnāhu an naqūla lahū kun fa yakūn(u).



Sesungguhnya firman Kami terhadap
sesuatu apabila Kami menghendakinya, hanya (dengan) berfirman kepadanya,
“Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu.





41





وَالَّذِيْنَ
هَاجَرُوْا فِى اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مَا ظُلِمُوْا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً ۗوَلَاَجْرُ الْاٰخِرَةِ اَكْبَرُۘ لَوْ كَانُوْا
يَعْلَمُوْنَۙ





Wal-lażīna hājarū fillāhi mim ba‘di
mā ẓulimū lanubawwi'annahum fid-dun-yā ḥasanah(tan), wa la'ajrul-ākhirati
akbar(u), lau kānū ya‘lamūn(a).



Orang yang berhijrah karena Allah
setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada
mereka di dunia. Pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka
mengetahui,





42





الَّذِيْنَ
صَبَرُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ





Allażīna ṣabarū wa ‘alā rabbihim
yatawakkalūn(a).



(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya
kepada Tuhan mereka bertawakal.





43





وَمَآ
اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَسْـَٔلُوْٓا
اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ





Wa mā arsalnā min qablika illā
rijālan nūḥī ilaihim fas'alū ahlaż-żikri in kuntum lā ta‘lamūn(a).



Kami tidak mengutus sebelum engkau
(Nabi Muhammad), melainkan laki-laki yang Kami beri wahyu kepadanya. Maka,
bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan
418) jika
kamu tidak mengetahui.



Catatan Kaki



418) Yakni orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan
kitab-kitab.





44





بِالْبَيِّنٰتِ
وَالزُّبُرِۗ وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا
نُزِّلَ اِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ





Bil-bayyināti waz-zubur(i), wa
anzalnā ilaikaż-żikra litubayyina lin-nāsi mā nuzzila ilaihim wa la‘allahum
yatafakkarūn(a).



(Kami mengutus mereka) dengan (membawa)
bukti-bukti yang jelas (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan aż-Żikr (Al-Qur’an)
kepadamu agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka dan agar mereka memikirkan.





45





اَفَاَمِنَ
الَّذِيْنَ مَكَرُوا السَّيِّاٰتِ اَنْ يَّخْسِفَ اللّٰهُ بِهِمُ الْاَرْضَ اَوْ
يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُوْنَۙ





Afa aminal-lażīna makarus-sayyi'āti
ay yakhsifallāhu bihimul-arḍa au ya'tiyahumul-‘ażābu min ḥaiṡu lā yasy‘urūn(a).



Apakah orang-orang yang membuat tipu
daya yang jahat itu merasa aman (dari bencana) dibenamkannya bumi oleh Allah
bersama mereka atau (terhadap) datangnya siksa kepada mereka dari arah yang
tidak mereka sadari.





46





اَوْ
يَأْخُذَهُمْ فِيْ تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِيْنَۙ





Au ya'khużahum fī taqallubihim famā
hum bimu‘jizīn(a).



Atau, Allah mengazab mereka pada
waktu mereka dalam perjalanan sehingga mereka tidak berdaya menolak (azab itu).





47





اَوْ
يَأْخُذَهُمْ عَلٰى تَخَوُّفٍۗ فَاِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ





Au ya'khużahum ‘alā takhawwuf(in),
fa inna rabbakum lara'ūfur raḥīm(un).



Atau, Allah mengazab mereka dengan
kekurangan (secara berangsur-angsur sampai binasa).
419) Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.



Catatan Kaki



419) Kekurangan itu meliputi harta, jiwa, raga, dan sebagainya.
Menurut sebagian mufasir, takhawwuf berarti ‘dalam keadaan takut’.





48





اَوَلَمْ
يَرَوْا اِلٰى مَا خَلَقَ اللّٰهُ مِنْ شَيْءٍ يَّتَفَيَّؤُا ظِلٰلُهٗ عَنِ
الْيَمِيْنِ وَالشَّمَاۤىِٕلِ سُجَّدًا لِّلّٰهِ وَهُمْ دَاخِرُوْنَ





Awalam yarau ilā mā khalaqallāhu min
syai'iy yatafayya'u ẓilāluhū ‘anil-yamīni wasy-syamā'ili sujjadal lillāhi wa
hum dākhirūn(a).



Apakah mereka tidak memperhatikan
segala sesuatu yang diciptakan Allah, bayang-bayangnya berbolak-balik ke kanan
dan ke kiri (dalam keadaan) sujud kepada Allah, sedangkan mereka rendah hati.





49





وَلِلّٰهِ
يَسْجُدُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ مِنْ دَاۤبَّةٍ
وَّالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ





Wa lillāhi yasjudu mā fis-samāwāti
wa mā fil-arḍi min dābbatiw wal-malā'ikatu wa hum yastakbirūn(a).



Hanya kepada Allah bersujud segala
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, yaitu semua makhluk yang
bergerak (bernyawa). Para malaikat (juga bersujud) dan mereka tidak
menyombongkan diri.





50





يَخَافُوْنَ
رَبَّهُمْ مِّنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ࣖ ۩





Yakhāfūna rabbahum min fauqihim wa
yaf‘alūna mā yu'marūn(a).



Mereka takut kepada Tuhan mereka
yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada
mereka).





51





۞
وَقَالَ اللّٰهُ لَا تَتَّخِذُوْٓا اِلٰهَيْنِ اثْنَيْنِۚ اِنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ
وَّاحِدٌ فَاِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ





Wa qālallāhu lā tattakhiżū
ilāhainiṡnain(i), innamā huwa ilāhuw wāḥidun fa iyyāya farhabūn(i).



Allah berfirman, “Janganlah kamu
menyembah dua tuhan. Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka,
hendaklah kepada-Ku saja kamu takut.”





52





وَلَهٗ
مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلَهُ الدِّيْنُ وَاصِبًاۗ اَفَغَيْرَ اللّٰهِ
تَتَّقُوْنَ





Wa lahū mā fis-samāwāti wal-arḍi wa
lahud-dīnu wāṣibā(n), afagairallāhi tattaqūn(a).



Hanya milik-Nya segala apa yang ada
di langit dan di bumi serta hanya kepada-Nya ketaatan selama-lamanya. Mengapa
kepada selain Allah kamu bertakwa?





53





وَمَا
بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِلَيْهِ
تَجْـَٔرُوْنَۚ





Wa mā bikum min ni‘matin fa
minallāhi ṡumma iżā massakumuḍ-ḍurru fa ilaihi taj'arūn(a).



Segala nikmat yang ada padamu
(datangnya) dari Allah. Kemudian, apabila kamu ditimpa kemudaratan,
kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.





54





ثُمَّ
اِذَا كَشَفَ الضُّرَّ عَنْكُمْ اِذَا فَرِيْقٌ مِّنْكُمْ بِرَبِّهِمْ
يُشْرِكُوْنَۙ





Ṡumma iżā kasyafaḍ-ḍurra ‘ankum iżā
farīqum minkum birabbihim yusyrikūn(a).



Kemudian, apabila Dia telah
menghilangkan kemudaratan darimu, tiba-tiba segolongan dari kamu
mempersekutukan Tuhan mereka (dengan yang lain).





55





لِيَكْفُرُوْا
بِمَآ اٰتَيْنٰهُمْۗ فَتَمَتَّعُوْاۗ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ





Liyakfurū bimā ātaināhum, fa
tamatta‘ū fa saufa ta‘lamūn(a).



Biarkan mereka (orang-orang musyrik)
mengingkari apa yang telah Kami anugerahkan kepada mereka. Bersenang-senanglah,
kelak kamu akan mengetahui (akibat buruk perbuatanmu).





56





وَيَجْعَلُوْنَ
لِمَا لَا يَعْلَمُوْنَ نَصِيْبًا مِّمَّا رَزَقْنٰهُمْۗ تَاللّٰهِ لَتُسْـَٔلُنَّ
عَمَّا كُنْتُمْ تَفْتَرُوْنَ





Wa yaj‘alūna limā lā ya‘lamūna
naṣībam mimmā razaqnāhum, tallāhi latus'alunna ‘ammā kuntum taftarūn(a).



Mereka menyediakan bagian dari
rezeki yang telah Kami anugerahkan kepada mereka untuk (berhala-berhala) yang
tidak mereka ketahui (kekuasaannya). Demi Allah, kamu pasti akan ditanyai
tentang apa yang kamu ada-adakan.





57





وَيَجْعَلُوْنَ
لِلّٰهِ الْبَنٰتِ سُبْحٰنَهٗۙ وَلَهُمْ مَّا يَشْتَهُوْنَ





Wa yaj‘alūna lillāhil-banāti
subḥānah(ū), wa lahum mā yasytahūn(a).



Mereka menetapkan bagi Allah
anak-anak perempuan; Maha Suci Dia, sedangkan untuk mereka sendiri apa yang
mereka sukai (anak-anak laki-laki).
420)



Catatan Kaki



420) Perkataan mereka bahwa Allah Swt. mempunyai anak perempuan,
yaitu yang berwujud para malaikat, dipicu kebencian mereka kepada anak
perempuan, sebagaimana tersebut dalam ayat Al-Qur’an berikutnya.





58





وَاِذَا
بُشِّرَ اَحَدُهُمْ بِالْاُنْثٰى ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌۚ





Wa iżā busysyira aḥaduhum bil-unṡā
ẓalla wajhuhū muswaddaw wa huwa kaẓīm(un).



(Padahal,) apabila salah seorang dari
mereka diberi kabar tentang (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam
(merah padam) dan dia sangat marah (sedih dan malu).





59





يَتَوٰرٰى
مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوْۤءِ مَا بُشِّرَ بِهٖۗ اَيُمْسِكُهٗ عَلٰى هُوْنٍ اَمْ
يَدُسُّهٗ فِى التُّرَابِۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ





Yatawārā minal-qaumi min sū'i mā
busysyira bih(ī), ayumsikuhū ‘alā hūnin am yadussuhū fit-turāb(i), alā sā'a mā
yaḥkumūn(a).



Dia bersembunyi dari orang banyak
karena kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya
dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah
(hidup-hidup)? Ingatlah, alangkah buruk (putusan) yang mereka tetapkan itu!





60





لِلَّذِيْنَ
لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ مَثَلُ السَّوْءِۚ وَلِلّٰهِ الْمَثَلُ
الْاَعْلٰىۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ





Lil-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati
maṡalus-sau'(i), wa lillāhil-maṡalul-a‘lā, wa huwal-‘azīzul-ḥakīm(u).



Orang-orang yang tidak beriman pada
(kehidupan) akhirat mempunyai sifat yang buruk, sedangkan Allah mempunyai sifat
Yang Maha Tinggi. Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.





61





وَلَوْ
يُؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَاۤبَّةٍ
وَّلٰكِنْ يُّؤَخِّرُهُمْ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا
يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ





Wa lau yu'ākhiżullāhun-nāsa
biẓulmihim mā taraka ‘alaihā min dābbatiw wa lākiy yu'akhkhiruhum ilā ajalim
musammā(n), fa iżā jā'a ajaluhum lā yasta'khirūna sā‘ataw wa lā yastaqdimūn(a).



Seandainya Allah menghukum manusia
karena kezaliman mereka, niscaya Dia tidak meninggalkan satu makhluk melata pun
di atasnya (bumi), tetapi Dia menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah
ditentukan. Maka, apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan
dan percepatan sesaat pun.





62





وَيَجْعَلُوْنَ
لِلّٰهِ مَا يَكْرَهُوْنَ وَتَصِفُ اَلْسِنَتُهُمُ الْكَذِبَ اَنَّ لَهُمُ
الْحُسْنٰى لَا جَرَمَ اَنَّ لَهُمُ النَّارَ وَاَنَّهُمْ مُّفْرَطُوْنَ





Wa yaj‘alūna lillāhi mā yakrahūna wa
taṣifu alsinatuhumul-każiba anna lahumul-ḥusnā lā jarama anna lahumun nāra wa
annahum mufraṭūn(a).



Mereka menetapkan bagi Allah apa
yang mereka sendiri membencinya dan lidah mereka mengucapkan kebohongan bahwa
sesungguhnya bagi merekalah (balasan) yang terbaik (surga). Tidak diragukan
bahwa nerakalah (tempat yang layak) bagi mereka dan sesungguhnya mereka segera akan
dimasukkan (ke dalamnya).





63





تَاللّٰهِ
لَقَدْ اَرْسَلْنَآ اِلٰٓى اُمَمٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ
اَعْمَالَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ





Tallāhi laqad arsalnā ilā umamim min
qablika fa zayyana lahumusy-syaiṭānu a‘mālahum fa huwa waliyyuhumul-yauma wa
lahum ‘ażābun alīm(un).



Demi Allah, sungguh Kami telah
mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau (Nabi Muhammad). Akan
tetapi, setan menjadikan perbuatan mereka (yang buruk) terasa indah bagi mereka
sehingga ia (setan) menjadi pemimpin mereka pada hari ini (di dunia) dan bagi
mereka azab yang sangat pedih (di akhirat).





64





وَمَآ
اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ اِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِى اخْتَلَفُوْا
فِيْهِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ





Wa mā anzalnā ‘alaikal-kitāba illā
litubayyina lahumul-lażikhtalafū fīh(i), wa hudaw wa raḥmatal liqaumiy
yu'minūn(a).



Kami tidak menurunkan Kitab
(Al-Qur’an) ini kepadamu (Nabi Muhammad), kecuali agar engkau menjelaskan
kepada mereka apa yang mereka perselisihkan serta menjadi petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman.





65





وَاللّٰهُ
اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَاۗ
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ ࣖ





Wallāhu anzala minas-samā'i mā'an fa
aḥyā bihil-arḍa ba‘da mautihā, inna fī żālika la'āyatal liqaumiy yasma‘ūn(a).



Allah menurunkan air (hujan) dari
langit dan dengannya (air itu) Allah menghidupkan bumi sesudah mati
(kering)-nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang mendengarkan (pelajaran dengan perhatian dan
penghayatan).





66





وَاِنَّ
لَكُمْ فِى الْاَنْعَامِ لَعِبْرَةً ۚ نُسْقِيْكُمْ مِّمَّا فِيْ بُطُوْنِهٖ مِنْۢ
بَيْنِ فَرْثٍ وَّدَمٍ لَّبَنًا خَالِصًا سَاۤىِٕغًا لِّلشّٰرِبِيْنَ





Wa inna lakum fil-an‘āmi
la‘ibrah(tan), nusqīkum mimmā fī buṭūnihī mim baini farṡiw wa damil labanan
khāliṣan sā'igal lisy-syāribīn(a).



Sesungguhnya pada hewan ternak itu
benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberi kamu minum dari sebagian
apa yang ada dalam perutnya, dari antara kotoran dan darah (berupa) susu murni
yang mudah ditelan oleh orang-orang yang meminumnya.





67





وَمِنْ
ثَمَرٰتِ النَّخِيْلِ وَالْاَعْنَابِ تَتَّخِذُوْنَ مِنْهُ سَكَرًا وَّرِزْقًا
حَسَنًاۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ





Wa min ṡamarātin nakhīli wal-a‘nābi
tattakhiżūna minhu sakaraw wa rizqan ḥasanā(n), inna fī żālika la'āyatal
liqaumiy ya‘qilūn(a).



Dari buah kurma dan anggur, kamu
membuat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
mengerti.





68





وَاَوْحٰى
رَبُّكَ اِلَى النَّحْلِ اَنِ اتَّخِذِيْ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا وَّمِنَ
الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُوْنَۙ





Wa auḥā rabbuka ilan-naḥli
anittakhiżī minal-jibāli buyūtaw wa minasy-syajari wa mimmā ya‘risyūn(a).



Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah,
“Buatlah sarang-sarang di pegunungan, pepohonan, dan bangunan yang dibuat oleh
manusia.





69





ثُمَّ
كُلِيْ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ فَاسْلُكِيْ سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًاۗ يَخْرُجُ
مِنْۢ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ ۖفِيْهِ شِفَاۤءٌ لِّلنَّاسِۗ
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ





Ṡumma kulī min kulliṡ-ṡamarāti
faslukī subula rabbiki żululā(n), yakhruju mim buṭūnihā syarābum mukhtalifun
alwānuhū fīhi syifā'ul lin-nās(i), inna fī żālika la'āyatal liqaumiy
yatafakkarūn(a).



Kemudian, makanlah (wahai lebah)
dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan-jalan Tuhanmu yang telah
dimudahkan (bagimu).” Dari perutnya itu keluar minuman (madu) yang beraneka
warnanya. Di dalamnya terdapat obat bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
berpikir.





70





وَاللّٰهُ
خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفّٰىكُمْ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ
الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ
قَدِيْرٌ ࣖ





Wallāhu khalaqakum ṡumma
yatawaffākum wa minkum may yuraddu ilā arżalil-‘umuri likai lā ya‘lama ba‘da
‘ilmin syai'ā(n), innallāha ‘alīmun qadīr(un).



Allah telah menciptakanmu, kemudian
mewafatkanmu. Di antara kamu ada yang dikembalikan pada usia yang tua renta
(pikun) sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.





71





وَاللّٰهُ
فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ فِى الرِّزْقِۚ فَمَا الَّذِيْنَ فُضِّلُوْا
بِرَاۤدِّيْ رِزْقِهِمْ عَلٰى مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيْهِ سَوَاۤءٌۗ
اَفَبِنِعْمَةِ اللّٰهِ يَجْحَدُوْنَ





Wallāhu faḍḍala ba‘ḍakum ‘alā ba‘ḍin
fir-rizq(i), famal-lażīna fuḍḍilū birāddī rizqihim ‘alā mā malakat aimānuhum
fahum fīhi sawā'un afa bini‘matillāhi yajḥadūn(a).



Allah melebihkan sebagian kamu atas
sebagian yang lain dalam hal rezeki. Akan tetapi, orang-orang yang dilebihkan
(rezekinya itu) tidak mau memberikan rezekinya kepada para hamba sahaya yang
mereka miliki sehingga mereka sama-sama (merasakan) rezeki itu. Mengapa
terhadap nikmat Allah mereka ingkar?





72





وَاللّٰهُ
جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا وَّجَعَلَ لَكُمْ مِّنْ
اَزْوَاجِكُمْ بَنِيْنَ وَحَفَدَةً وَّرَزَقَكُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِۗ
اَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُوْنَ وَبِنِعْمَتِ اللّٰهِ هُمْ يَكْفُرُوْنَۙ





Wallāhu ja‘ala lakum min anfusikum
azwājaw wa ja‘ala lakum min azwājikum banīna wa ḥafadataw wa razaqakum
minaṭ-ṭayyibāt(i), afabil-bāṭili yu'minūna wa bini‘matillāhi yakfurūn(a).



Allah menjadikan bagimu pasangan
(suami atau istri) dari jenis kamu sendiri, menjadikan bagimu dari pasanganmu
anak-anak dan cucu-cucu, serta menganugerahi kamu rezeki yang baik-baik.
Mengapa terhadap yang batil mereka beriman, sedangkan terhadap nikmat Allah
mereka ingkar?





73





وَيَعْبُدُوْنَ
مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِّنَ السَّمٰوٰتِ
وَالْاَرْضِ شَيْـًٔا وَّلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ ۚ





Wa ya‘budūna min dūnillāhi mā lā
yamliku lahum rizqam minas-samāwāti wal-arḍi syai'aw wa lā yastaṭī‘ūn(a).



Mereka menyembah selain Allah,
sesuatu yang sama sekali tidak kuasa memberikan rezeki sedikit pun kepada
mereka, baik dari langit maupun dari bumi, dan tidak akan sanggup (berbuat apa
pun).





74





فَلَا
تَضْرِبُوْا لِلّٰهِ الْاَمْثَالَ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا
تَعْلَمُوْنَ





Falā taḍribū lillāhil-amṡāl(a),
innallāha ya‘lamu wa antum lā ta‘lamūn(a).



Maka, janganlah kamu mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak
mengetahui.





75





۞
ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا عَبْدًا مَّمْلُوْكًا لَّا يَقْدِرُ عَلٰى شَيْءٍ وَّمَنْ
رَّزَقْنٰهُ مِنَّا رِزْقًا حَسَنًا فَهُوَ يُنْفِقُ مِنْهُ سِرًّا وَّجَهْرًاۗ
هَلْ يَسْتَوٗنَ ۚ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ ۗبَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ





Ḍaraballāhu maṡalan ‘abdam mamlūkal
lā yaqdiru ‘alā syai'iw wa mar razaqnāhu minnā rizqan ḥasanan fa huwa yunfiqu
minhu sirraw wa jahrā(n), hal yastawūn(a), al-ḥamdu lillāh(i), bal akṡaruhum lā
ya‘lamūn(a).



Allah membuat perumpamaan seorang
hamba sahaya di bawah kekuasaan orang lain, yang tidak berdaya berbuat sesuatu,
dengan seorang yang Kami anugerahi rezeki yang baik dari Kami. Lalu, dia
menginfakkan sebagian rezeki itu secara sembunyi-sembunyi dan secara
terang-terangan. Apakah mereka itu sama? Segala puji bagi Allah, tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui.





76





وَضَرَبَ
اللّٰهُ مَثَلًا رَّجُلَيْنِ اَحَدُهُمَآ اَبْكَمُ لَا يَقْدِرُ عَلٰى شَيْءٍ
وَّهُوَ كَلٌّ عَلٰى مَوْلٰىهُ ۗ اَيْنَمَا يُوَجِّهْهُّ لَا يَأْتِ بِخَيْرٍ
ۖهَلْ يَسْتَوِيْ هُوَۙ وَمَنْ يَّأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَهُوَ عَلٰى صِرَاطٍ
مُّسْتَقِيْمٍ ࣖ





Wa ḍaraballāhu maṡalar rajulaini
aḥaduhumā abkamu lā yaqdiru ‘alā syai'iw wa huwa kallun ‘alā maulāh(u), ainamā
yuwajjihhu lā ya'ti bikhair(in), hal yastawī huw(a), wa may ya'muru bil-‘adli
wa huwa ‘alā ṣirāṭim mustaqīm(in).



Allah (juga) membuat perumpamaan dua
orang laki-laki, yang seorang bisu tidak dapat berbuat sesuatu sehingga dia
menjadi beban penanggungnya. Ke mana saja disuruh (oleh penanggungnya itu), dia
sama sekali tidak dapat mendatangkan suatu kebaikan. Apakah sama orang itu
dengan orang yang menyuruh berbuat adil dan dia berada di jalan yang lurus?





77





وَلِلّٰهِ
غَيْبُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَمَآ اَمْرُ السَّاعَةِ اِلَّا كَلَمْحِ
الْبَصَرِ اَوْ هُوَ اَقْرَبُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ





Wa lillāhi gaibus-samāwāti
wal-arḍ(i), wa mā amrus-sā‘ati illā kalamḥil-baṣari au huwa aqrab(u), innallāha
‘alā kulli syai'in qadīr(un).



Milik Allah (segala) yang
tersembunyi di langit dan di bumi. Urusan kejadian Kiamat itu hanya seperti
sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.





78





وَاللّٰهُ
اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ
لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ





Wallāhu akhrajakum mim buṭūni
ummahātikum lā ta‘lamūna syai'ā(n), wa ja‘ala lakumus-sam‘a wal-abṣāra
wal-af'idah(ta), la‘allakum tasykurūn(a).



Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur.





79





اَلَمْ
يَرَوْا اِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرٰتٍ فِيْ جَوِّ السَّمَاۤءِ ۗمَا يُمْسِكُهُنَّ
اِلَّا اللّٰهُ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ





Alam yarau ilaṭ-ṭairi musakhkharātin
fī jawwis-samā'(i), mā yumsikuhunna illallāh(u), inna fī żālika la'āyātil
liqaumiy yu'minūn(a).



Tidakkah mereka memperhatikan
burung-burung yang dapat terbang di angkasa dengan mudah. Tidak ada yang
menahannya selain Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang beriman.





80





وَاللّٰهُ
جَعَلَ لَكُمْ مِّنْۢ بُيُوْتِكُمْ سَكَنًا وَّجَعَلَ لَكُمْ مِّنْ جُلُوْدِ
الْاَنْعَامِ بُيُوْتًا تَسْتَخِفُّوْنَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ
اِقَامَتِكُمْ ۙ وَمِنْ اَصْوَافِهَا وَاَوْبَارِهَا وَاَشْعَارِهَآ اَثَاثًا
وَّمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ





Wallāhu ja‘ala lakum mim buyūtikum
sakanaw wa ja‘ala lakum min julūdil-an‘āmi buyūtan tastakhiffūnahā yauma
ẓa‘nikum wa yauma iqāmatikum, wa min aṣwāfihā wa aubārihā wa asy‘ārihā aṡāṡaw
wa matā‘an ilā ḥīn(in).



Allah menjadikan bagimu rumah
sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagimu dari kulit binatang ternak
(sebagai) rumah (kemah) yang kamu merasa ringan (membawa)-nya pada waktu kamu
bepergian dan bermukim. (Dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu
kambing peralatan rumah tangga serta kesenangan sampai waktu (tertentu).





81





وَاللّٰهُ
جَعَلَ لَكُمْ مِّمَّا خَلَقَ ظِلٰلًا وَّجَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الْجِبَالِ
اَكْنَانًا وَّجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيْلَ تَقِيْكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيْلَ
تَقِيْكُمْ بَأْسَكُمْ ۚ كَذٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ
تُسْلِمُوْنَ





Wallāhu ja‘ala lakum mimmā khalaqa
ẓilālaw wa ja‘ala lakum minal-jibāli aknānaw wa ja‘ala lakum sarābīla
taqīkumul-ḥarra wa sarābīla taqīkum ba'sakum, każālika yutimmu ni‘matahū
‘alaikum la‘allakum tuslimūn(a).



Allah menjadikan tempat bernaung
bagi kamu dari apa yang telah Dia ciptakan. Dia menjadikan bagi kamu
tempat-tempat tertutup (gua dan lorong-lorong sebagai tempat tinggal) di
gunung-gunung. Dia menjadikan pakaian bagimu untuk melindungimu dari panas dan
pakaian (baju besi) untuk melindungimu dalam peperangan. Demikian Allah
menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).





82





فَاِنْ
تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ





Fa in tawallau fa innamā
‘alaikal-balāgul-mubīn(u).



Jika mereka (kaum musyrik)
berpaling, sesungguhnya kewajibanmu (Nabi Muhammad) hanyalah (melakukan)
penyampaian yang jelas.





83





يَعْرِفُوْنَ
نِعْمَتَ اللّٰهِ ثُمَّ يُنْكِرُوْنَهَا وَاَكْثَرُهُمُ الْكٰفِرُوْنَ ࣖ





Ya‘rifūna ni‘matallāhi ṡumma
yunkirūnahā wa akṡaruhumul-kāfirūn(a).



Mereka mengetahui nikmat Allah,
kemudian mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir.





84





وَيَوْمَ
نَبْعَثُ مِنْ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيْدًا ثُمَّ لَا يُؤْذَنُ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا
وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُوْنَ





Wa yauma nab‘aṡu min kulli ummatin
syahīdan ṡumma lā yu'żanu lil-lażīna kafarū wa lā hum yusta‘tabūn(a).



(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghadirkan
seorang saksi (rasul) dari setiap umat. Kemudian, orang-orang yang kufur tidak
diizinkan (untuk membela diri) dan tidak (pula) dibolehkan memohon ampunan.





85





وَاِذَا
رَاَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا الْعَذَابَ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ وَلَا هُمْ
يُنْظَرُوْنَ





Wa iżā ra'al-lażīna ẓalamul-‘ażāba
falā yukhaffafu ‘anhum wa lā hum yunẓarūn(a).



Apabila orang-orang yang berbuat
zalim telah menyaksikan azab, mereka tidak mendapat keringanan dan tidak (pula)
diberi penangguhan.





86





وَاِذَا
رَاَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا شُرَكَاۤءَهُمْ قَالُوْا رَبَّنَا هٰٓؤُلَاۤءِ
شُرَكَاۤؤُنَا الَّذِيْنَ كُنَّا نَدْعُوْا مِنْ دُوْنِكَۚ فَاَلْقَوْا اِلَيْهِمُ
الْقَوْلَ اِنَّكُمْ لَكٰذِبُوْنَۚ





Wa iżā ra'al-lażīna asyrakū
syurakā'ahum qālū rabbanā hā'ulā'i syurakā'unal-lażīna kunnā nad‘ū min
dūnik(a), fa alqau ilaihimul-qaula innakum lakāżibūn(a).



Apabila orang-orang yang
mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka, mereka berkata, “Wahai
Tuhan kami, mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain
Engkau.” Lalu sekutu-sekutu mereka melontarkan ucapan kepada mereka,
“Sesungguhnya kamu benar-benar para pendusta.”





87





وَاَلْقَوْا
اِلَى اللّٰهِ يَوْمَىِٕذِ ِۨالسَّلَمَ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا
يَفْتَرُوْنَ





Wa alqau ilallāhi
yauma'iżinis-salama wa ḍalla ‘anhum mā kānū yaftarūn(a).



Pada hari itu mereka menyatakan
tunduk kepada Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka
ada-adakan.





88





اَلَّذِيْنَ
كَفَرُوْا وَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ زِدْنٰهُمْ عَذَابًا فَوْقَ
الْعَذَابِ بِمَا كَانُوْا يُفْسِدُوْنَ





Allażīna kafarū wa ṣaddū ‘an
sabīlillāhi zidnāhum ‘ażāban fauqal-‘ażābi bimā kānū yufsidūn(a).



Orang-orang yang kufur dan
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan
demi siksaan karena mereka selalu berbuat kerusakan.





89





وَيَوْمَ
نَبْعَثُ فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيْدًا عَلَيْهِمْ مِّنْ اَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا
بِكَ شَهِيْدًا عَلٰى هٰٓؤُلَاۤءِۗ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا
لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ ࣖ





Wa yauma nab‘aṡu fī kulli ummatin
syahīdan ‘alaihim min anfusihim wa ji'nā bika syahīdan ‘alā hā'ulā'(i), wa
nazzalnā ‘alaikal-kitāba tibyānal likulli syai'iw wa hudaw wa raḥmataw wa
busyrā lil-muslimīn(a).



(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghadirkan
seorang saksi (rasul) kepada setiap umat dari (kalangan) mereka sendiri dan
Kami mendatangkan engkau (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Kami
turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai
petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang-orang muslim.





90





۞
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى
وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ





Innallāha ya'muru bil-‘adli
wal-iḥsāni wa ītā'i żil-qurbā wa yanhā ‘anil-faḥsyā'i wal-munkari wal-bagyi
ya‘iẓukum la‘allakum tażakkarūn(a).



Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku
adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia (juga)
melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran
kepadamu agar kamu selalu ingat.





91





وَاَوْفُوْا
بِعَهْدِ اللّٰهِ اِذَا عَاهَدْتُّمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْاَيْمَانَ بَعْدَ
تَوْكِيْدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللّٰهَ عَلَيْكُمْ كَفِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ
يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَ





Wa aufū bi‘ahdillāhi iżā ‘āhattum wa
lā tanquḍul-aimāna ba‘da taukīdihā wa qad ja‘altumullāha ‘alaikum kafīlā(n),
innallāha ya‘lamu mā taf‘alūn(a).



Tepatilah janji dengan Allah apabila
kamu berjanji. Janganlah kamu melanggar sumpah(-mu) setelah meneguhkannya,
sedangkan kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah itu).
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.





92





وَلَا
تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًاۗ
تَتَّخِذُوْنَ اَيْمَانَكُمْ دَخَلًا ۢ بَيْنَكُمْ اَنْ تَكُوْنَ اُمَّةٌ هِيَ
اَرْبٰى مِنْ اُمَّةٍ ۗاِنَّمَا يَبْلُوْكُمُ اللّٰهُ بِهٖۗ وَلَيُبَيِّنَنَّ
لَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ مَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ





Wa lā takūnū kal-latī naqaḍat
gazlahā mim ba‘di quwwatin ankāṡā(n), tattakhiżūna aimānakum dakhalam bainakum
an takūna ummatun hiya arbā min ummah(tin), innamā yablūkumullāhu bih(ī), wa
layubayyinanna lakum yaumal-qiyāmati mā kuntum fīhi takhtalifūn(a).



Janganlah kamu seperti seorang
perempuan yang menguraikan tenunannya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai-berai
kembali. Kamu menjadikan sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu karena ada
(kecenderungan memihak kepada) satu golongan yang lebih banyak kelebihannya
(jumlah, harta, kekuatan, pengaruh, dan sebagainya) daripada golongan yang
lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu dan pasti pada hari
Kiamat Allah akan menjelaskan kepadamu apa yang selalu kamu perselisihkan.





93





وَلَوْ
شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ يُّضِلُّ مَنْ
يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَلَتُسْـَٔلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ
تَعْمَلُوْنَ





Wa lau syā'allāhu laja‘alakum
ummataw wāḥidataw wa lākiy yuḍillu may yasyā'u wa yahdī may yasyā'(u), wa
latus'alunna ‘ammā kuntum ta‘malūn(a).



Seandainya Allah berkehendak,
niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Dia menyesatkan siapa
yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki
(berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). Kamu pasti akan ditanya
tentang apa yang kamu kerjakan.





94





وَلَا
تَتَّخِذُوْٓا اَيْمَانَكُمْ دَخَلًا ۢ بَيْنَكُمْ فَتَزِلَّ قَدَمٌۢ بَعْدَ
ثُبُوْتِهَا وَتَذُوْقُوا السُّوْۤءَ بِمَا صَدَدْتُّمْ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ
ۚوَلَكُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ





Wa lā tattakhiżū aimānakum dakhalam
bainakum fa tazilla qadamum ba‘da ṡubūtihā wa tażūqus-sū'a bimā ṣadattum ‘an
sabīlillāh(i), wa lakum ‘ażābun ‘aẓīm(un).



Janganlah kamu jadikan
sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antara kamu, yang menyebabkan kakimu
tergelincir setelah kukuh tegaknya dan kamu akan merasakan keburukan karena
kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan bagi kamu azab yang besar.





95





وَلَا
تَشْتَرُوْا بِعَهْدِ اللّٰهِ ثَمَنًا قَلِيْلًاۗ اِنَّمَا عِنْدَ اللّٰهِ هُوَ
خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ





Wa lā tasytarū bi‘ahdillāhi ṡamanan
qalīlā(n), innamā ‘indallāhi huwa khairul lakum in kuntum ta‘lamūn(a).



Janganlah kamu jual perjanjian
(dengan) Allah dengan harga murah. Sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah
itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.





96





مَا
عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ بَاقٍۗ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ
صَبَرُوْٓا اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ





Mā ‘indakum yanfadu wa mā ‘indallāhi
bāq(in), wa lanajziyannal-lażīna ṣabarū ajrahum bi'aḥsani mā kānū ya‘malūn(a).



Apa yang ada di sisimu akan lenyap
dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Kami pasti akan memberi balasan
kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang
selalu mereka kerjakan.





97





مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ
حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا
يَعْمَلُوْنَ





Man ‘amila ṣāliḥam min żakarin au
unṡā wa huwa mu'minun fa lanuḥyiyannahū ḥayātan ṭayyibah(tan), wa
lanajziyannahum ajrahum bi'aḥsani mā kānū ya‘malūn(a).



Siapa yang mengerjakan kebajikan,
baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami
pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik
421) dan
akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu
mereka kerjakan.



Catatan Kaki



421) Ayat ini menekankan bahwa laki-laki dan perempuan mendapat
pahala yang sama dan bahwa amal kebajikan harus dilandasi iman.





98





فَاِذَا
قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ





Fa iżā qara'tal-qur'āna fasta‘iż
billāhi minasy-syaiṭānir-rajīm(i).



Apabila engkau hendak membaca
Al-Qur’an, mohonlah pelindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.





99





اِنَّهٗ
لَيْسَ لَهٗ سُلْطٰنٌ عَلَى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُوْنَ





Innahū laisa lahū sulṭānun
‘alal-lażīna āmanū wa ‘alā rabbihim yatawakkalūn(a).



Sesungguhnya ia (setan) tidak
memiliki pengaruh terhadap orang-orang yang beriman dan bertawakal hanya kepada
Tuhan mereka.





100





اِنَّمَا
سُلْطٰنُهٗ عَلَى الَّذِيْنَ يَتَوَلَّوْنَهٗ وَالَّذِيْنَ هُمْ بِهٖ مُشْرِكُوْنَ





Innamā sulṭānuhū ‘alal-lażīna
yatawallaunahū wal-lażīna hum bihī musyrikūn(a).



Pengaruhnya hanyalah terhadap
orang-orang yang menjadikannya pemimpin dan orang-orang yang menjadi musyrik
karena (tipu daya)-nya.





101





وَاِذَا
بَدَّلْنَآ اٰيَةً مَّكَانَ اٰيَةٍ ۙوَّاللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا يُنَزِّلُ
قَالُوْٓا اِنَّمَآ اَنْتَ مُفْتَرٍۗ بَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ





Wa iżā baddalnā āyatam makāna
āyah(tin), wallāhu a‘lamu bimā yunazzilu qālū innamā anta muftar(in), bal
akṡaruhum lā ya‘lamūn(a).



Apabila Kami ganti suatu ayat di
tempat ayat yang lain, padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya,
mereka berkata, “Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) adalah pembuat
kebohongan.” Bahkan kebanyakan mereka tidak mengetahui.





102





قُلْ
نَزَّلَهٗ رُوْحُ الْقُدُسِ مِنْ رَّبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ





Qul nazzalahū rūḥul-qudusi mir rabbika
bil-ḥaqqi liyuṡabbital-lażīna āmanū wa hudaw wa busyrā lil-muslimīn(a).



Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Ruhulkudus (Jibril) menurunkannya (Al-Qur’an) dari Tuhanmu dengan hak untuk
meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman dan menjadi petunjuk serta
kabar gembira bagi orang-orang muslim (yang berserah diri kepada Allah).”





103





وَلَقَدْ
نَعْلَمُ اَنَّهُمْ يَقُوْلُوْنَ اِنَّمَا يُعَلِّمُهٗ بَشَرٌۗ لِسَانُ الَّذِيْ
يُلْحِدُوْنَ اِلَيْهِ اَعْجَمِيٌّ وَّهٰذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُّبِيْنٌ





Wa laqad na‘lamu annahum yaqūlūna
innamā yu‘allimuhū basyar(un), lisānul-lażī yulḥidūna ilaihi a‘jamiyyuw wa hāżā
lisānun ‘arabiyyum mubīn(un).



Sungguh, Kami benar-benar mengetahui
bahwa mereka berkata, “Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) hanyalah diajarkan kepadanya
(Nabi Muhammad) oleh seorang manusia.” Bahasa orang yang mereka tuduh (bahwa
Nabi Muhammad belajar kepadanya) adalah bahasa ajam (bukan bahasa Arab).
Padahal, ini (Al-Qur’an) adalah bahasa Arab yang jelas.





104





اِنَّ
الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِۙ لَا يَهْدِيْهِمُ اللّٰهُ وَلَهُمْ
عَذَابٌ اَلِيْمٌ





Innal-lażīna lā yu'minūna
bi'āyātillāh(i), lā yahdīhimullāhu wa lahum ‘ażābun alīm(un).



Sesungguhnya orang-orang yang tidak
beriman kepada ayat-ayat Allah (Al-Qur’an) tidak akan Allah beri petunjuk dan
bagi mereka ada azab yang sangat pedih.





105





اِنَّمَا
يَفْتَرِى الْكَذِبَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِۚ وَاُولٰۤىِٕكَ
هُمُ الْكٰذِبُوْنَ





Innamā yaftaril-każibal-lażīna lā
yu'minūna bi'āyātillāh(i), ulā'ika humul-kāżibūn(a).



Sesungguhnya yang mengada-adakan
kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah.
Mereka itulah para pembohong.





106





مَنْ
كَفَرَ بِاللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِهٖٓ اِلَّا مَنْ اُكْرِهَ وَقَلْبُهٗ
مُطْمَىِٕنٌّۢ بِالْاِيْمَانِ وَلٰكِنْ مَّنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا
فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللّٰهِ ۗوَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ





Man kafara billāhi mim ba‘di īmānihī
illā man ukriha wa qalbuhū muṭma'innum bil-īmāni wa lākim man syaraḥa bil-kufri
ṣadran fa ‘alaihim gaḍabum minallāh(i), wa lahum ‘ażābun aẓīm(un).



Siapa yang kufur kepada Allah
setelah beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa
(mengucapkan kalimat kekufuran), sedangkan hatinya tetap tenang dengan
keimanannya (dia tidak berdosa). Akan tetapi, siapa yang berlapang dada untuk
(menerima) kekufuran, niscaya kemurkaan Allah menimpanya dan bagi mereka ada
azab yang besar.





107





ذٰلِكَ
بِاَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا عَلَى الْاٰخِرَةِۙ وَاَنَّ
اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ





Żālika
bi'annahumustaḥabbul-ḥayātad-dun-yā ‘alal-ākhirah(ti), wa annallāha lā
yahdil-qaumal-kāfirīn(a).



Yang demikian itu disebabkan mereka
lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat dan sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.





108





اُولٰۤىِٕكَ
الَّذِيْنَ طَبَعَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَاَبْصَارِهِمْۗ
وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ





Ulā'ikal-lażīna ṭaba‘allāhu ‘alā
qulūbihim wa sam‘ihim wa abṣārihim, wa ulā'ika humul-gāfilūn(a).



Mereka itulah orang-orang yang Allah
kunci hati, pendengaran, dan penglihatannya. Mereka itulah orang-orang yang
lalai.





109





لَا
جَرَمَ اَنَّهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ





Lā jarama annahum fil-ākhirati
humul-khāsirūn(a).



Tidak diragukan bahwa merekalah
orang-orang yang rugi di akhirat.





110





ثُمَّ
اِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِيْنَ هَاجَرُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا فُتِنُوْا ثُمَّ
جَاهَدُوْا وَصَبَرُوْاۚ اِنَّ رَبَّكَ مِنْۢ بَعْدِهَا لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ





Ṡumma inna rabbaka lil-lażīna hājarū
mim ba‘di mā futinū ṡumma jāhadū wa ṣabarū, inna rabbaka mim ba‘dihā lagafūrur
raḥīm(un).



Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu
(adalah pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah setelah menderita cobaan.
Lalu, mereka berjihad dan bersabar. Sesungguhnya Tuhanmu setelah itu
benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.





111





۞
يَوْمَ تَأْتِيْ كُلُّ نَفْسٍ تُجَادِلُ عَنْ نَّفْسِهَا وَتُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ
مَّا عَمِلَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ





Yauma ta'tī kullu nafsin tujādilu
‘an nafsihā wa tuwaffā kullu nafsim mā ‘amilat wa hum lā yuẓlamūn(a).



(Ingatlah) hari (ketika) setiap orang
datang untuk membela dirinya dan setiap orang disempurnakan (balasan) apa yang
telah ia kerjakan dan mereka tidak dizalimi.





112





وَضَرَبَ
اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَىِٕنَّةً يَّأْتِيْهَا
رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللّٰهِ
فَاَذَاقَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ





Wa ḍaraballāhu maṡalan qaryatan
kānat āminatam muṭma'innatay ya'tīhā rizquhā ragadam min kulli makānin fa
kafarat bi'an‘umillāhi fa ażāqahallāhu libāsal-jū‘i wal-khaufi bimā kānū
yaṣna‘ūn(a).



Allah telah membuat suatu
perumpamaan sebuah negeri yang dahulu aman lagi tenteram yang rezekinya datang
kepadanya berlimpah ruah dari setiap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari
nikmat-nikmat Allah. Oleh karena itu, Allah menimpakan kepada mereka bencana
kelaparan dan ketakutan
422) karena apa yang selalu mereka perbuat.



Catatan Kaki



422) Kelaparan dan ketakutan itu meliputi mereka seperti halnya
pakaian menutupi tubuh mereka.





113





وَلَقَدْ
جَاۤءَهُمْ رَسُوْلٌ مِّنْهُمْ فَكَذَّبُوْهُ فَاَخَذَهُمُ الْعَذَابُ وَهُمْ
ظٰلِمُوْنَ





Wa laqad jā'ahum rasūlum minhum fa
każżabūhu fa akhażahumul-‘ażābu wa hum ẓālimūn(a).



Sungguh, telah datang kepada mereka
seorang rasul dari (kalangan) mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya.
Oleh karena itu, mereka ditimpa azab dan mereka itulah orang-orang zalim.





114





فَكُلُوْا
مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّاشْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ اِنْ
كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ





Fa kulū mimmā razaqakumullāhu
ḥalālan ṭayyibā(n), wasykurū ni‘matallāhi in kuntum iyyāhu ta‘budūn(a).



Makanlah sebagian apa yang telah
Allah anugerahkan kepadamu sebagai (rezeki) yang halal lagi baik dan syukurilah
nikmat Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.





115





اِنَّمَا
حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ
لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَاِنَّ
اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ





Innamā ḥarrama ‘alaikumul-maitata
wad-dama wa laḥmal-khinzīri wa mā uhilla ligairillāhi bih(ī), famaniḍṭurra
gaira bāgiw wa lā ‘ādin fa innallāha gafūrur raḥīm(un).



Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (hewan) yang disembelih
dengan (menyebut nama) selain Allah. Akan tetapi, siapa yang terpaksa
(memakannya) bukan karena menginginkan dan tidak (pula) melampaui batas,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.





116





وَلَا
تَقُوْلُوْا لِمَا تَصِفُ اَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هٰذَا حَلٰلٌ وَّهٰذَا حَرَامٌ
لِّتَفْتَرُوْا عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى
اللّٰهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُوْنَۗ





Wa lā taqūlū limā taṣifu
alsinatukumul-każiba hāżā ḥalāluw wa hāżā ḥarāmul litaftarū
‘alallāhil-każib(a), innal-lażīna yaftarūna ‘alallāhil-każiba lā yufliḥūn(a).



Janganlah kamu mengatakan terhadap
apa yang diucapkan oleh lidahmu secara bohong, “Ini halal dan ini haram,” untuk
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung.





117





مَتَاعٌ
قَلِيْلٌ ۖوَّلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ





Matā‘un qalīl(un), wa lahum ‘ażābun
alīm(un).



(Itu adalah) kesenangan yang sedikit dan
bagi mereka ada azab yang pedih.





118





وَعَلَى
الَّذِيْنَ هَادُوْا حَرَّمْنَا مَا قَصَصْنَا عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَا
ظَلَمْنٰهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ





Wa ‘alal-lażīna hādū ḥarramnā mā
qaṣaṣnā ‘alaika min qabl(u), wa mā ẓalamnāhum wa lākin kānū anfusahum
yaẓlimūn(a).



Terhadap orang Yahudi Kami haramkan
apa yang telah Kami ceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) dahulu. Kami tidak
menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri sendiri.





119





ثُمَّ
اِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِيْنَ عَمِلُوا السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوْا مِنْۢ
بَعْدِ ذٰلِكَ وَاَصْلَحُوْٓا اِنَّ رَبَّكَ مِنْۢ بَعْدِهَا لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ





Ṡumma inna rabbaka lil-lażīna
‘amilus-sū'a bijahālatin ṡumma tābū mim ba‘di żālika wa aṣlaḥū inna rabbaka mim
ba‘dihā lagafūrur raḥīm(un).



Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu
(mengampuni) orang-orang yang melakukan keburukan karena kebodohan (tidak
menyadari akibatnya), lalu bertobat dan memperbaiki (dirinya). Sesungguhnya Tuhanmu
setelah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.





120





اِنَّ
اِبْرٰهِيْمَ كَانَ اُمَّةً قَانِتًا لِّلّٰهِ حَنِيْفًاۗ وَلَمْ يَكُ مِنَ
الْمُشْرِكِيْنَۙ





Inna ibrāhīma kāna ummatan qānital
lillāhi ḥanīfā(n), wa lam yaku minal-musyrikīn(a).



Sesungguhnya Ibrahim adalah imam
(sosok anutan) yang patuh kepada Allah, hanif (lurus), dan bukan termasuk
orang-orang musyrik.





121





شَاكِرًا
لِّاَنْعُمِهِ ۖاجْتَبٰىهُ وَهَدٰىهُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ





Syākiral li'an‘umih(ī), ijtabāhu wa
hadāhu ilā ṣirāṭim mustaqīm(in).



(Ibrahim) bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya
(dan Allah) telah memilih serta menunjukinya ke jalan yang lurus.





122





وَاٰتَيْنٰهُ
فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ۗوَاِنَّهٗ فِى الْاٰخِرَةِ لَمِنَ الصّٰلِحِيْنَ ۗ





Wa ātaināhu fid-dun-yā ḥasanah(tan),
wa innahū fil-ākhirati laminaṣ-ṣāliḥīn(a).



Kami berikan kepadanya kebaikan di
dunia dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang-orang yang saleh.





123





ثُمَّ
اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ اَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗوَمَا كَانَ
مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ





Ṡumma auḥainā ilaika anittabi‘
millata ibrāhīma ḥanīfā(n), wa mā kāna minal-musyrikīn(a).



Kemudian, Kami wahyukan kepadamu
(Nabi Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim sebagai (sosok) yang hanif dan tidak
termasuk orang-orang musyrik.”





124





اِنَّمَا
جُعِلَ السَّبْتُ عَلَى الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِۗ وَاِنَّ رَبَّكَ
لَيَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ





Innamā ju‘ilas-sabtu
‘alal-lażīnakhtalafū fīh(i), wa inna rabbaka layaḥkumu bainahum yaumal-qiyāmati
fīmā kānū fīhi yakhtalifūn(a).



Sesungguhnya (mengagungkan) hari
Sabtu hanya diwajibkan bagi orang-orang (Yahudi) yang memperselisihkannya.
423) Sesungguhnya
Tuhanmu benar-benar akan memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat
tentang apa yang mereka perselisihkan.



Catatan Kaki



423) Orang-orang Yahudi diperintahkan untuk mengkhususkan hari
Jumat untuk beribadah, tetapi mereka menolak dan menjadikan hari Sabtu sebagai
penggantinya.





125





اُدْعُ
اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ
بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ
سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ





Ud‘u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati
wal-mau‘iẓatil-ḥasanati wa jādilhum bil-latī hiya aḥsan(u), inna rabbaka huwa
a‘lamu biman ḍalla ‘an sabīlihī wa huwa a‘lamu bil-muhtadīn(a).



Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu
dengan hikmah
424) dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan
cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat
petunjuk.



Catatan Kaki



424) Hikmah adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat
membedakan antara yang hak dan yang batil.





126





وَاِنْ
عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوْا بِمِثْلِ مَا عُوْقِبْتُمْ بِهٖۗ وَلَىِٕنْ صَبَرْتُمْ
لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصّٰبِرِيْنَ





Wa in ‘āqabtum fa ‘āqibū bimiṡli mā
‘ūqibtum bih(ī), wa la'in ṣabartum lahuwa khairul liṣ-ṣābirīn(a).



Jika kamu membalas, balaslah dengan
(balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Sungguh, jika kamu
bersabar, hal itu benar-benar lebih baik bagi orang-orang yang sabar.





127





وَاصْبِرْ
وَمَا صَبْرُكَ اِلَّا بِاللّٰهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِيْ
ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُوْنَ





Waṣbir wa mā ṣabruka illā billāhi wa
lā taḥzan ‘alaihim wa lā taku fī ḍaiqim mimmā yamkurūn(a).



Bersabarlah (Nabi Muhammad) dan
kesabaranmu itu semata-mata dengan (pertolongan) Allah, janganlah bersedih
terhadap (kekufuran) mereka, dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu
daya yang mereka rencanakan.





128





اِنَّ
اللّٰهَ مَعَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَّالَّذِيْنَ هُمْ مُّحْسِنُوْنَ ࣖ ۔





Innallāha ma‘al-lażīnattaqau
wal-lażīna hum muḥsinūn(a).



Sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang bertakwa dan yang berbuat kebaikan.





 




Silahkan Berbagi Fashion: Al-Qur'an Surat An-Nahl 1-128 (Bacaan Lengkap, Arab Latin, Terjemahan dan Audio), Ke Teman Anda Silahkan Klik Share.


Fitur & Koleksi